Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Calo Masih Bergentayangan di Terminal Kampung Rambutan

Harusnya Udin bangga setelah ia berhasil mendapatkan tiket untuk pulang mudik ke kampung halamannya di Purwokerto.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Calo Masih Bergentayangan di Terminal Kampung Rambutan
Wahyu Aji/Tribunnews.com
Pemudik di Terminal Kamoung Rambutan yang menjadi korban penipuan 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Harusnya Udin bangga setelah ia berhasil mendapatkan tiket untuk pulang mudik ke kampung halamannya di Purwokerto. Tetapi wajah Udin justru cemberut ketika ia baru saja menerima selembar tiket dari sebuah loket di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur pada Senin (5/8/2013) sore. Dia seperti tidak senang. Dengan seksama ia terus melihati tiket itu, sambil berjalan menuju ke ruang tunggu penumpang.

Ketika disapa Warta Kota, Udin menceritakan bahwa ia kecewa karena tidak bisa mendapatkan tiket untuk bus yang dia harapkan. "Saya maunya naik Sinar Jaya, malah dikasih yang PO Handoyo. Padahal kalau naik Sinar Jaya bisa turun dekat rumah," ujarnya.

Selain itu, Udin juga menyesalkan harga tiket yang didapatnya amat mahal. Jika biasanya dia membeli tiket untuk pulang ke Purwokerto sebesar Rp 130 ribu, tapi untuk mudik kali ini dia harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 290 ribu. Mahalnya tiket yang didapatnya itu dikarenakan Udin telah terjebak dalam bujuk rayu seorang calo.

"Saat turun dari angkot sudah ada calo yang nanya mau kemana. Saat saya jawab saya mau ke Purwokerto, saya langsung disuruh dan dipaksa ikut salah satu dari mereka. Beli tiketnya sih emang di loket, tapi untuk harganya itu sudah harga calo," kata Udin.

Pengalaman tak enak lain dikisahkan oleh Siti (31), pemudik tujuan Pekalongan. Jadi, dia bersama keluarganya sudah digiring oleh beberapa orang calo untuk naik ke atas bus. "Nama busnya saya lupa, tapi bukan bus yang biasa saya tumpangi. Kalau biasanya saya naik PO Sinar Jaya. Tadi semuanya sudah naik ke atas bus. Sudah duduk. Penumpang sudah penuh. Tapi ada orang yang mintain uang, katanya buat tiket. Tapi kok kayaknya bukan orang busnya, mintanya mahal pula, antara Rp150 ribu sampai Rp200 ribu," urai Siti.

Siti dan penumpang lain pun terkejut ketika dimintai uang sebanyak itu. Sebab, kata Siti, tarif bus ke Pekalongan selama musim wajarnya adalah Rp100 ribu dari tarif normal sebesar Rp50 ribu. "Tadi pagi saudara juga beli tiket cuma Rp100 ribu. Kok ini sampai Rp200 ribu. Ya mending turun lagi. Sekarang suami saya lagi nyari informasi tiket lain. Cuma saya wanti-wanti jangan beli tiket sama calo," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Aksi percaloan tampaknya memang masih sulit untuk dihapuskan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Pada pengamatan Warta Kota Senin (5/8), masih banyak ditemukan para calo yang menawarkan tiket kepada calon pemudik. Modusnya, si calo bertanya mengenai tujuan pemudik, kemudian mereka akan mengantarkan penumpang ke loket dan penumpang akan dikenakan tarif yang tinggi untuk pembelian tiketnya.

Para calo di Terminal Kampung Rambutan beroperasi di beberapa titik. Pertama adalah di sekitar Masjid Termimal, dimana banyak calon penumpang yang melakukan ibadah di sana. Para calo memanfaatkan keramaian di sana untuk mencari target.

Kemudian di pemberhentian bus dan angkutan dalam kota. Tempat ini menjadi favorit tempat berkumpulnya para calo karena banyaknya penumpang dari berbagai wilayah Jakarta yang datang. Para calo juga berkeliaran khususnya di terminal pemberangkatan menuju ke Jawa. Sementara itu, untuk lokasi pemberangkatan menuju ke daerah Sunda, di sana minim ditemukan calo tiket.

"Kalau di sini (Terminal Kampung Rambutan) rata-rata penumpang yang ka Jawa yang banyak kena calo. Kalau ke Sunda aman," kata Dadang, penumpang tujuan Tasikmalaya.

Sementara itu, Kepala Terminal Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Kampung Rambutan Dwi Basuki ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sejauh ini sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya tindakan percaloan dan kejahatan di lingkungan terminal Kampung Rambutan.

"Kita sudah sering lakukan razia bersama petugas kepolisian. Bahkan, banyak dari mereka yang diamankan pihak kepolisian," ujar Dwi.

Dwi mengklaim, pada musim mudik Lebaran kali ini, keamanan di Terminal Kampung Rambutan jauh lebih baik. Hal itu terbukti, kata Dwi, belum adanya laporan tindakan kejahatan yang dilakukan di Terminal Kampung Rambutan. "Paling juga ada pembiusan yang dilakukan di luar terminal, tapi ketahuannya di sini," katanya.

Soal tindakan percaloan, Dwi mengungkapkan bahwa hal itu memang sangat sulit dicegah, meskipun pihaknya sudah berkali-kali melakukan upaya minimalisir dengan menggelar razia.

"Kalau ada tapi sekarang sudah minim banget. Biasanya pelapor juga nggak mau jadi saksi. Itu susahnya kita mau memperpanjang masalah. Dan aksi percaloan itu memang sulit dicegah. Tapi yang pasti kami di sini bersama aparat kepolisian akan mengupayakan keamanan dan kelancaran para pemudik," pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas