Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Aroma Dendam Pilkada dalam Penertiban PKL Tanah Abang

Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) Tanah Abang yang dilakukan Pemprov DKI belum lama ini dinilai ada aroma balas dendam pada pilkada DKI 2012.

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Sanusi
zoom-in Ada Aroma Dendam Pilkada dalam Penertiban PKL Tanah Abang
KOMPAS images/KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN
Kondisi Jalan Kebon Jati, Pasar Tanah Abang, Jakarta, terlihat rapi pada Senin (12/8/2013). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan penertiban terhadap lapak-lapak pedagang kaki lima (PKL) penyebab kemacetan di kawasan tersebut pada Minggu (11/8/2013) dan merelokasi pedagang ke Blok G Pasar Tanah Abang. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) Tanah Abang yang dilakukan Pemprov DKI belum lama ini dinilai ada aroma balas dendam pada pilkada DKI 2012.

Pasalnya, perolehan suara pasangan Jokowi-Ahok cukup rendah di Tanah Abang pada pilkada DKI 2012.

Dugaan tersebut dikatakan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal DKI Jakarta, Dani Anwar, saat acara halal bihalal Silahturahmi Kumpul Bareng Masyarakat Tanah Abang (Sikumbang).

Selain Dani Anwar, dalam acara itu berkumpul semua tokoh dan sesepuh Tanah Abang seperti Syukur Yakub, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Lulung Lunggana, dan M. Yusuf bin Muhi Alias bang Ucu.

Dani mengatakan, persoalan penertiban PKL di Tanah Abang saat ini harus disikapi serius. Sebab menurutnya hampir semua warga Tanah Abang bergantung hidupnya disana.

"Mumpung momennya bagus dan semuanya kumpul, ayo kita bahas persoalan penertiban PKL di wilayah kita dengan melihat arogansi Wakil Gubernur DKI Ahok dalam menyikapi penertiban PKL ini. Kalau memang merugikan kita sebagai warga Tanah Abang, harus bersikap," tegas Dani dalam siaran persnya, Senin (19/8/2013).

Kata Dani, harus diakui penertiban PKL ini berimbas pada warga Tanah Abang. Apalagi terkait dengan rencana penutupan tempat pemotongan hewan kambing. Menurutnya di tempat pemotongan kambing (jagal) tersebut hampir semuanya adalah warga Tanah Abang yang menggatungkan isi perutnya disana.

BERITA TERKAIT

"Coba kalau ditutup, warga Tanah Abang yang berkerja disana kemana lagi mereka harus kerja? Sekarang katanya tidak jadi ditutup cuma mau dipindah tempatnya. Tapi belum dipastikan tempatnya, baru beredar katanya-katanya," jelas Dani.

Dani berpendapat rumah potong hewan kambing merupakan ciri khas dari Tanah Abang. Selain terkenal dengan ilmu silatnya, kata Dani, Tanah Abang terkenal juga dengan tempat potong hewan jagalnya.

"Kalau tempat jagal di Tanah Abang ini dihilangkan, berarti Pemprov DKI sudah menghilangkan tradisi yang ada di Tanah Abang," katanya.

Melihat itu, Dani pun menduga ada aroma balas dendam pilkada DKI. Menurutnya di Kecamatan Tanah Abang ini, suara pasangan Jokowi-Ahok rendah.

"Saya pribadi menduganya ke arah sana (balas dendam pilkada DKI). Melihat persoalan saat ini dan yang akan terjadi mendatang di Tanah Abang, saya minta warga Tanah Abang tetap bersatu," tuturnya.

Hal yang sama diungkapkan sesepuh Tanah Abang, Syukur Yakub, yang mengatakan tali silaturahmi dan kekompakan warga Tanah Abang harus dijaga jangan sampai terpecah belah.

Bahkan Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana mengatakan warga Tanah Abang akan membentum tim advokasi yang tujuannya untuk merehabilitasi nama baik warga Tanah Abang.

"Selama ini di media banyak bilang Tanah Abang adalah sarang preman, sebenarnya itu tidak benar. Sebagai bukti, penangkapan preman di Tanah Abang oleh kepolisian tidak terbukti. Mereka yang tertangkap sudah dipulangkan semua," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas