Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala Sekolah di Cengkareng Diduga Selewengkan Dana BOS Rp 5 Miliar

Peristiwa itu diperkirakan berlangsung sejak tahun 2005 lalu dan baru diketahui pemilik yayasan

zoom-in Kepala Sekolah di Cengkareng Diduga Selewengkan Dana BOS Rp 5 Miliar
net
ilustrasi korupsi 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah (setara dengan Sekolah Dasar) Uswatun Hasanah di Jalan Budi Bakti RT 020/12, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat diduga menyelewengkan dana hingga Rp 5 miliar.

Peristiwa itu diperkirakan berlangsung sejak tahun 2005 lalu dan baru diketahui pemilik yayasan. Samin (64) pemilik yayasan sekaligus pendiri sekolah agama itu menuturkan, dirinya baru menyadari bahwa kepala sekolah bernama Tatu Habsah itu ternyata telah banyak membohonginya setelah ia didesak anaknya untuk menelusuri penggunaan dana bantuan yang dikelola untuk kepala sekolah tersebut.

"Saya sebenarnya sudah diingatkan sama anak-anak saya sejak dulu. Cuma memang saya agak cuek karena saya orang nggak tahu apa-apa. Pokoknya asal anak-anak bisa sekolah di sini saja saya sudah senang. Karena saya memang membuat sekolah ini buat sedekah. Tapi ternyata apa yang menjadi dugaan anak saya benar. Setelah kami telusuri dia (Tatu Habsah) telah banyak membohongi saya," ujar Samin di kediamannya, Senin (2/9/2013) petang.

Samin menjelaskan, ketika ia mencoba mengkonfirmasi masalah tersebut ke kepala sekolah yang diketahui bernama Tatu Habsah, wanita itu selalu berkilah.
Kepada Samin, wanita itu mengklaim dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan pemerintah daerah dipakai untuk keperluan sekolah.

"Katanya buat gaji para guru. Tapi ya masak nggak ada laporannya sama sekali sama saya? Mentang-mentang saya bodoh dan tidak bisa baca tulis terus saya dibohongi," kata Samin.

Kecurigaan yang selama ini menyelimuti pikirannya akhirnya terkuak, manakala pria berdarah Jakarta ini melihat sang kepala sekolah mendirikan sekolah baru. Gedung itu didirikan dekat sekolah lama dan hanya berjarak 10 meter. Bangunannya tampak terlihat bagus dan baik, jauh berbeda dari sekolah terdahulu meski sama-sama memiliki dua lantai.

BERITA TERKAIT

"Saya yakin, uang itu digunakan untuk membuat sekolah baru," ucapnya.

Lebih parahnya lagi, lanjut dia, para siswa yang jumlahnya 120 murid dari enam kelas serta enam orang guru, ikut dipindahkan ke gedung sekolah baru. Sementara sekolah yang lama dibiarkan begitu saja dan saat ini sudah hampir dua bulan lamanya tidak diurus.

Samin pun akhirnya bertolak ke Kementerian Agama RI untuk mencari kebenaran sekolah yang ia dirikan selama ini. Dari hasil pengusutannya, ternyata ada uang Rp 33 juta dari dari dana BOS selalu masuk per tiga bulan sekali. Belum lagi dana renovasi sekolah yang dikucurkan pemerintah setiap lima bulan sekali sebanyak Rp 90 juta.

"Hitungan saya kalau dari tahun 2005 dan ditambah uang-uang lain yang jumlahnya sekitar Rp 10 juta. Semuanya bisa mencapai Rp 5 miliar," ujarnya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas