Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Batik di Permukaan Kain Sudah Biasa, Tapi Iwet Ramadhan Membatik di Mesin Kopi!

Melukis batik di atas permukaan kain sudah biasa. Tapi Iwet Ramadhan membatik di atas permukaan mesin kopi. Unik, bukan?

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Batik di Permukaan Kain Sudah Biasa, Tapi Iwet Ramadhan Membatik di Mesin Kopi!
Tribunnews.com/ Daniel Ngantung
Iwet Ramadhan dan Nescafé Dolce Gusto Genio batik. 

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM - Membatik biasanya dilakukan di atas sehelai kain. Tapi bagaimana kalau di atas sebuah mesin penghalus kopi?

Inilah yang dilakukan  Iwet Ramadhan, presenter dan DJ radio yang mengklaim dirinya sebagai pecinta batik sedari kecil.

Mesin kopi Nescafé Dolce Gusto tipe Genio berwarna putih menjadi media Iwet untuk membatik.

Karyanya tersebut nantinya akan dipamerkan dalam ajang Asian Design Contest yaitu kompetisi tingkat Asia mendesain mesin Nescafé Dolce Gusto tipe Genio yang digelar di Tokyo, Jepang, Oktober mendatang.

Sama seperti saat membatik di atas kain, Iwet tetap menggunakan canting dan cairan malam. Namun malam dicampurnya dengan daun jati agar warna malam menggelap, sehingga kekontrasan warna terlihat  di permukaan body mesin kopi.

"Tantangannya adalah permukaan lebih licin dan tidak rata. Sehingga agak sulit untuk mempertahankan ukuran motif batik," ujar Iwet saat ditemui TRIBUNnews.com di kawasan Menteng, Senin (16/9/2013).

Berita Rekomendasi

Sebagai latihan, pemilik lini TikShirt, koleksi busana batik dengan desain kasual dan muda, itu mencoba membatik di mug berbahan keramik.

"Tadinya mau membatik dengan menggunakan aklirik saja. Tapi aku melihat para kontestan kompetisi yang lain sangat niat desainnya. Jadi aku mengusung konsep batik sesungguhnya. Sesuatu yang punya filosofi. Sama seperti kopi," kata Iwet.

Untuk motif batik, Iwet menghadirkan motif batik Sampek Engtay dari Pekalongan. Ini adalah sebuah legenda kisah cinta abadi Sampek Engtay, hasil akulturasi budaya Cina dan Indonesia. Motifnya terdiri dari motif kawung dan tepian tanah.

"Kawung adalah motif yang paling sederhana tapi memiliki makna yang paling dalam. Bentuknya yang melingkar melambangkan kesempurnaan," ujar pria bernama lengkap Wethandrie Ramadhan ini.

Sebagai sentuhan akhir, Iwet mendekorasi mesin dengan kupu-kupu tiga dimensi.


"Menurut legenda, saat Sampek Engtay dikubur, kupu-kupu keluar dari tanah. Kupu-kupu itu melambangkan cinta yang abadi," ujar Iwet yang menargetkan proyek uniknya tersebut akan selesai dalam waktu seminggu.

"Semoga ini bisa menginspirasi kaum muda untuk menghargai batik dan kopi. Coffee can be fun, coffee can be art!" tutur Iwet.

Ajang Asian Design Contest dibuka untuk umum sampai 6 Oktober mendatang. Peserta dapat mengirimkan desain baru Nescafé Dolce Gusto tipe Genio ke www.facebook.com/dolcegustoid. Dua pemenang dari Indonesia akan diundang ke Tokyo. Karya mereka lalu dilombakan lagi dengan kontestan dari negara lain. Desain pemenang tingkat Asia akan diproduksi dalam edisi terbatas pada tahun 2014.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas