TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah provinsi DKI Jakarta harus meyakinkan wisatawan bahwa ibukota adalah kota yang aman dan nyaman. Karena jika tidak, mereka akan mencari alternatif tujuan ke daerah atau negara lain.

"Keamanan hotel atau apartemen, restoran dan klub malam,transportasi,harus dijaga.  Peristiwa pemerkosaan didalam taksi terhadap turis, pemboman JW Marriott 2003 dan 2009 di Jakarta, razia klub malam oleh sekelompok orang, tawuran antar masyarakat,transportasi yang buruk berujung pada kemacetan, serta banyaknya proses pembuatan makanan yang buruk oleh pedagang kaki lima menggunakan boraks dll menjadi PR pemerintah DKI. Kesemuanya ini tidak hanya tugas pemerintah DKI," kata Calon anggota DPD RI dapil Jakarta, Rommy dalam pernyataannya, Minggu(6/10/2013).

Menurut Rommy, Jakarta sudah dikenal sebagai pusat mall,pusat kuliner, pusat hiburan, dan wisata belanja bagi turis mancanegara. Gemerlapnya ibukota menjadikan Jakarta sebagai kota metropolitan yang hidup baik siang maupun malam hari.

"Jakarta melalui promosi wisata nya "Enjoy Jakarta" akan mengelola kembali budaya Betawi sebagai daya tarik Jakarta, juga pasar malam pedagang kaki lima,sebagai alternatif wisata kuliner yang sudah ada,serta wisata golf,"ujar Rommy.

Apabila semunya itu lanjut Rommy dikelola dengan baik maka akan menjadi daya tarik karena menyuguhkan wahana hiburan bagi anak-anak. Kepulauan Seribu, pulau Tidung pun jika dikelola dengan baik akan mendatangkan pendapatan daerah yang besar.

"Ditambah lagi usulan Pak Jokowi soal paket wisata terintegrasi kawasan ASEAN akan semakin menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia, khususunya Jakarta. Harus ada transformasi visi wisata ke masyarakat, agar masyarakat juga berperan aktif dan "sadar wisata". Misal dengan menjaga keamanan lingkungan sekitar dan kontrol terhadap aktivitas penghuni yang mencurigakan,menjaga kebersihan,dan juga turut berpartisipasi dalam program mengurangi kemacetan," tutup Rommy.