Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Buaran Korban Penggusuran: Saya Bingung Tidur di Mana

421 bangunan yang berdiri di atas lahan 9,5 hektare, diratakan dengan tanah, Rabu (9/10/2013) pagi.

Penulis: Wahyu Aji
zoom-in Warga Buaran Korban Penggusuran: Saya Bingung Tidur di Mana
Warta Kota/Mohammad Yusuf
Sebuah alat berat digunakan untuk menghancurkan bangunan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Buaran I RT 08/12, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (9/10/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 421 bangunan yang berdiri di atas lahan 9,5 hektare, diratakan dengan tanah, Rabu (9/10/2013) pagi.

Ke-421 bangunan itu berada di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Buaran I RT 08/12, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Ratusan kepala keluarga yang mendiami lahan tersebut, mengaku kaget dengan eksekusi lahan yang dilakukan 2.100 petugas gabungan dari Satpol PP, Kepolisian, TNI, dan Sudin Kebersihan. Kebanyakan dari mereka tak siap dan bingung mencari tempat tinggal.

Salah satu warga bernama Maimunah (60), tak tenang duduk dan kembali berdiri, untuk memastikan barang-barang berharganya masih berada di sekitarnya.

Ibu empat anak mengaku bingung dengan nasibnya ke depan. Jangankan untuk memikirkan rumah tempat tinggal baru, untuk tidur malam ini pun, dia tak tahu harus ke mana.

Warga yang sudah tinggal selama 27 tahun di lahan milik PT Graha Cipta Kharisma (GCK), mengaku kaget dengan eksekusi tersebut, lantaran tidak adanya informasi yang dia peroleh mengenai proses eksekusi.

Harapan Maimunah hanya satu, yakni ada pihak yang memberikan tempat tinggal baru untuknya dan keluarga.

Berita Rekomendasi

Meski berat meninggalkan lahan tersebut, Maimunah mengakui lahan yang dia tempati bukanlah miliknya.

"Inginnya tetap di sini, tapi digusur, yang penting dikasih tempat tinggal baru. Saya bingung mau tidur di mana," ucapnya.

Wanita yang kesehariannya menjual nasi bungkus memaparkan, belum ada pemberitahuan sebelumnya mengenai eksekusi lahan seluas 1 hektare. Maimunah dan warga lainnya berharap masih diizinkan untuk tinggal di daerah tersebut.

"Harapannya dapat tempat tinggal, kalau bisa bertahan," cetusnya.

Sementara, Tatan (32) warga lainnya, mengaku belum mengetahui akan pindah ke mana usai rumahnya dieksekusi petugas.

"Selain barang di rumah, ada juga dagangan besi dan pagar. Pusing juga belum tahu pindah ke mana," katanya.

Ekskusi ini merupakan lanjutan dari eksekusi yang sempat tertunda pada Mei lalu. Upaya dialog antara PT Graha Citra Karisma (GCK) yang mengklaim pemilik lahan dengan warga yang difasilitasi Pemprov DKI, sudah dilakukan beberapa kali.

Dari 421 bangunan yang sebelumnya berdiri di atas lahan 9,5 hektare, terdapat 87 bangunan di atas lahan satu hektare yang masih bertahan.

Sementara, sisanya sudah membongkar sendiri bangunan mereka, setelah menerima uang kerohiman senilai Rp 10 juta hingga Rp 120 juta yang diberikan PT GCK. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas