Alat Berat Rusak, Pengerukan Waduk Halim Berhenti
Upaya normalisasi Waduk Halim di Komplek Halim Perdana Kusuma, Makasar, Jakarta Timur, tiba-tiba dihentikan
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya normalisasi Waduk Halim di Komplek Halim Perdana Kusuma, Makasar, Jakarta Timur, tiba-tiba dihentikan tanpa kejelasan. Ketiadaan pekerjaan, membuat alat berat yang berada di lokasi hampir sebulan terakhir ini lebih banyak tidak bekerja.
Abdul Rahman (48), operator bechoe mengaku, sudah dua minggu belakangan ini, tak melakukan pekerjaan. Pasalnya, becho yang digunakan belum juga diperbaiki oleh perusahaan tempat ia bekerja.
"Baru angkat lumpur satu jam, tahu-tahu bechoe sudah mati. Soalnya dari tiga bechoe yang ada cuma satu yang beroperasi,” kata Abdul yang ditemui di lokasi, Kamis (14/11/2013).
Menurutnya, dari tiga alat berat , tak ada yang bisa berfungsi maksimal. Ada dua beckoe rusak mesinnya dan ada juga yang rusak pada alat pengerukan.
"Alat busuk semua, jadi sering ngadat. Kita jadi ngga bisa kerja," keluhnya.
Abdurrahman mengatakan, sebelum dirinya, sudah 7 operator alat berat yang mengundurkan diri. Hal itu dikarenakan alat berat yang ada selalu rusak. Selain itu, sudah tiga kali mandor proyek itu ganti. Pemicunya, dia menambahkan, pihak kontraktor terkesan asal-asalan dan tak serius menangani proyek.
"Buktinya, alat berat rusak dibiarkan saja. Harusnya kalau yang profesional, ya disiapkan mekaniknya. Sehingga ketika alat berat rusak langsung diperbaiki. Kalau kondisinya begini, operator manapun tak ada yang betah," ujarnya.
Untuk diketahui, pengerukan Waduk Halim dikerjakan oleh PT Asa Jaya Amalia. Di waduk seluas sekitar 4.000 meter persegi ini ada tiga alat berat. Namun, hanya satu yang berfungsi. Itu pun kerap ngadat saat sedang dioperasikan di tengah waduk sedalam sekitar 3 meter itu.