Cerita Suwanda Bantu Suherman Buang Mayat Tante Heny
tante Heny yang mayatnya dimasukkan ke koper dan dibuang di Kali Cinyurup, Kabupaten Bogor, lalu ditemukan Sabtu (2/11/2013)
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suherman (sebelumnya diberitakan Suhendar), tersangka pembunuhan terhadap Heny Dewi Manapode (73) atau biasa dipanggil tante Heny yang mayatnya dimasukkan ke koper dan dibuang di Kali Cinyurup, Kabupaten Bogor, lalu ditemukan Sabtu (2/11/2013), ternyata tidak melakukan aksinya seorang diri.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto mengatakan pelaku dalam kasus tersebut ada dua orang yakni Suherman dan Suwanda yang masih DPO.
Suwanda sendiri ternyata sudah berhasil dibekuk Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Jumat (16/12/2013) pagi di rumah istrinya di Pamulang.
Untuk diketahui, usai Suherman menusuk korban, keadaan sedang hujan. Lantaran bingung, Suherman menghubungi Suwanda dan menceritakan pembunuhan itu. Sampai akhirnya keduanya bertemu di Ciputat dan Suwanda bersedia membantu Suherman membuang mayat korban.
Setelah itu kedua tersangka menuju rumah Suherman untuk mengambil mobil avanza silver yang sebelumnya telah disewa di rental mobil Ruli travel. Lalu Suherman dan Suwanda menuju ke tempat kos korban dan membersihkan bekas-bekas darah di kamar tersebut.
Kemudian Suherman memasukkan mayat korban ke dalam koper warna coklat berikut handuk warna merah marun. Setelah itu koper digembok.
Saat ditanya mengenai keterlibatan dirinya terkait kasus pembunuhan tersebut, Suwanda sama sekali tidak mengelak dan mengakui keterlibatannya.
Diceritakan Suwanda, saat itu sekitar pukul 22.00 wib, dirinya mendapat telepon dari Suherman. Dalam perbincangan di sambungan telpon tersebut, Suherman meminta bantuan Suwanda untuk membuang mayat korban.
Pada Suwanda, Suherman mangaku ia membunuh korban karena berantem dan tidak diperbolehkan kerja. "Herman (sapaan akrab Suherman) bilang kalau dia habis bunuh tante itu (korban) dengan mencekik. Dan minta saya bantu buang mayatnya," kata Suwanda, Jumat (6/12/2013) malam di
Saat diminta bantuan untuk membuang mayat korban, Suwanda sempat menolak. Namun karena merasa hutang budi dan Suherman yang memintanya dengan cara memelas, Suwanda mengamini permintaan kawannya tersebut.
"Dia bilang hanya saya yang bisa bantu. Padahal saya sudah bilang, saya takut, punya anak bini. Dia bilang lagi, bantu saya sekali saja. Dan saya tidak akan ada sangkut paut, makanya saya ikut," tutur Suwanda
Suwanda menambahkan, dia kenal dengan Herman sejak 2005 lalu. Dan dia merasa berhutang budi pada Suherman karena dia pernah dibantu agar bisa bekerja di panti pijat di Pondok Indah.