Dicari Sopir Angkot yang Memiliki Kriteria Sopir Hero
Salah satu kampanye yang dilakukan oleh 7 mahasiswa dari berbagai kampus ini adalah "Abang Sopir Hero"
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Yunike Lusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak hanya layanan call centre 119 dan laman www.kekerasanseksual.komnasperempuan.or.id usaha yang dilakukan untuk menjangkau masyarakat perempuan yang mengalami kekerasan seksual. Kampanye kreativitas seperti abang sopir hero dilakukan.
Salah satu kampanye kreatif ini, dilakukan oleh tujuh mahasiswa mengusung tema Abang Sopir Hero. Abang Sopir Hero yang diplesetkan dari super hero ini lahir karena banyaknya pelecehan seksual yang terjadi di angkutan umum.
Menurutnya, seharusnya sopir angkutan umum menjadi sosok pelindung bagi penumpangnya, terkhusus penumpang perempuan.
"Melindungi itu apa? Seorang super hero kan? Nah, akhirnya kita ubahlah jadi "abang sopir hero," Rian Adham Saputra, mahasiswa tingkat akhir Bina Nusantara menjelaskan.
Proses pembuatan bermula dari riset dan eksekusi lapangan selama tiga bulan, dengan awal penjualan stiker. Dengan stiker masyarakat kemudian terdorong untuk mmberikan bantuan melalui sebuah kaos bertuliskan abang supir hero. Kaos ini akan diberikan kepada supir angkutan umum yang memiliki kriteria supir hero. Kriteria supir hero didapat dari para pemilik angkot.
"Setelah itu, kita akan adakan nonton bareng bareng sopir-sopir dan anak sekolah untuk menenentukan siapa yang paling kompeten dari sekian sopir hero yang sudah ada," tambah Rian, pencetus adanya ikon abang supir hero ini.
Kampanye abang sopir hero ini sudah dilaksanakan di sekitar Tanggerang dan selanjutnya akan dilakukan di Jakarta Selatan dan sekitarnya.
Selain bekerja sama dengan Komisi Nasional Perempuan, Rian dan enam temannya pun berencana untuk bekerja sama dengan Dinas Perbuhungan untuk dapat mengakses angkutan umum.
"Dampak lain sebenernya dari sini adalah dapat mengurangi kemacetan karena orang-orang akan beralih ke angkutan umum. Angkutan umum menjadi hal yang unik bagi mereka," jelas Rian.
Milky, mahasiswa UIN Jakarta menambahkan, melalui kampanye ini juga bertujuan memperbaiki citra supir angkutan yang selama ini dianggap buruk oleh masyarakat.
"Biar supir angkot juga citranya tidak buruk lagi," ucap Milky mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam ini.