Hati-hati Beli Tahu di Tangerang Selatan, Ada yang Dicampur Pengawet Mayat
Warga Kota Tangerang Selatan yang gemar mengonsumsi tahu, hendaknya mulai sekarang mulai waspada.
Laporan Wartawan Warta Kota, Gopis Simatupang
TRIBUNNEWS.COM – Warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, yang gemar mengonsumsi tahu, hendaknya mulai sekarang mulai waspada. Ternyata, 60 persen tahu yang beredar di kota termuda di Provinsi Banten itu mengandung zat formalin.
"Tahu yang beredar di pasar-pasar Tangsel 60 persen mengandung formalin," kata Kepala Bidang Pengawasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Heru Sudarmanto, di Serpong, Selasa (10/12/2013).
Menurut Heru, kepastian ini diperoleh dari hasil uji klinis petugas gabungan baru-baru ini. Dibantu oleh perangkat Dinas Kesehatan dan Satpol PP Kota Tangsel, para Pamong Praja mendatangi produsen tahu dan pedagang.
Heru menjelaskan, alasan penggunaan bahan kimia yang biasa dipakai untuk pengawet mayat tersebut karena para pedagang enggan merugi. Bahan pangan tahu bila tak dimasukkan ke lemari pendingin cepat berasa asam sehingga mereka menyiasatinya enggan merendam tahu dengan cairan formalin. Tahu yang telah terendam formalin dipastkan mampu bertahan lama.
Sudarmanto berasumsi, mayoritas penggunaan formalin pada tahu dilakukan setelah keluar dari pabrik. Hasil riset di seluruh kabupaten/kota Provinsi Banten hasilnya 80 tahu yang beredar di pasaran mengandung pengawet mayat.
"Kalau tahu yang dijual pedagang nggak habis kan bagi mereka bisa dijual lagi besoknya," kata Heru