Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Histeris Lihat Jenazah Anaknya

Isak tangis keluarga tak terbendung saat. Didi Akmaludin, ayah Alrisha Maghfira (16), melihat kondisi jenazah anaknya yang tewas

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Keluarga Histeris Lihat Jenazah Anaknya
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Dua korban meninggal tabrakan kereta rel listrik (KRL) commuter line dengan truk tangki pembawa bahan bakar berada di kamar jenazah Rumah Sakit Dr Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013). Sebanyak 78 korban luka dibawa ke rumah sakit ini, sedangkan korban meninggal ada dua orang. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima keluarga korban tewas tabrakan KRL Commuter Line yang menabrak truk tangki bahan bakar minyak (BBM) di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) siang, menangis histeris saat melihat kondisi jenazah di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Isak tangis keluarga tak terbendung saat. Didi Akmaludin, ayah Alrisha Maghfira (16), melihat kondisi jenazah anaknya yang tewas mengenaskan di kamar Jenazah.

"Ya Allah, itu bener anak saya, giginya persis sekali," kata Didi usai keluar dari kamar Jenazah, Selasa (10/12/2013).

Sambil menangis tersedu, ayah empat anak mengaku telah mengikhlaskan kepergian Icha setelah mengenali kondisi anak secara langsung. Didi mengatakan, usai disalatkan pihak keluarga akan langsung memakamkan jenazah di daerah Jombang.

"Yah saya ikhlas, tidak penasaran lagi, karena sudah mengetahui keberadaan anak saya. Rencananya akan langsung dimakamkan setelah dari Rumah Sakit," katanya.

Selain keluarga Icha, Suroyo paman dari masinis Darman Prasetyo, pun tak kuasa menahan air mata saat dipersilakan melihat kondisi jenazah. Suroyo, menjelaskan usai disalatkan secara Islam, jenazah akan langsung dibawa ke Purworejo, kampung halaman almarhum.

"Orang tuanya sudah diberitahukan, nanti sampai di sana, saya beritahukan keluarga untuk tidak membuka jenazah lagi," katanya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Brigjen Pol Farley Helrich Arthur Tampi mengatakan, karena seluruh sample data pembanding telah cocok dengan data yang ditemukan di tubuh jenazah, sore hari ini, jenazah korban dapat dikembalikan pada keluarga.

"Kalau sudah akurat sudah dinyatakan teridentifikasi. Kami saat ini tengah melakukan rekonsiliasi. Jika data sudah cukup sore pun bisa kita serahkan kepada keluarga," kata Arthur dalam keterangan persnya di RS polri, Selasa (10/12/2013).

Arthur menyebutkan,berdasar hasil rekonsiliasi data postmortem yang ditemukan pada kelima jenasah dengan data antemortem yang didapat dari pihak keluarga.

"Kelimanya yakni masinis kereta, Darman Prasetyo, teknisi mesin, Sofyan Hadi, asisten masinis, Agus Suroto dan dua penumpang kereta Rosa Kesauliya dan Alriskha Maghfirah," katanya.

Dirinya menjelaskan, proses identifikasi dilakukan sesuai standart internasional Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri dengan mengambil tiga data primer dan dua sekunder.

"Tiga primer itu sidik jari, DNA, dan medis gigi. Untuk data primer jika salah satu cocok dengan data pembanding, jenasah dinyatakan teridentifikasi," jelasnya.

Sementara dua data sekunder, kata Arthur, yakni ciri-ciri tubuh khusus dan properti yang digunakan korban.

"Jika dua data sekunder ini cocok, dinyatakan teridentifikasi. Maka itu prosesnya lama karena kami harus pahami betul, mencari kepastian identitas yang meninggal itu," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas