Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Susahnya Menertibkan Pengendara Nakal di Perlintasan Rel KA

Banyak kasus kecelakaan di perlintasan kereta, diawali pelanggaran dan kecerobohan pengendara kendaraan.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Susahnya Menertibkan Pengendara Nakal di Perlintasan Rel KA
net
ilustrasi warga tak sabar dan menyerobot palang pintu kereta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus kecelakaan lalu lintas antara Kereta Rangkaian Listrik (KRL) Commuter Line dan truk tangki Pertamina di pelintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013), meninggalkan duka mendalam bagi korban.

Banyak kasus kecelakaan di perlintasan kereta, diawali pelanggaran dan kecerobohan pengendara kendaraan. Saat. palang pintu kereta  bercat merah dan putih pun perlahan turun melintang menutup jalan, kendaraan yang hendak melintas juga mulai menurunkan kecepatan dan berhenti.

Tentu saja tidak semua pengendara mempunyai kesadaran yang sama, beberapa mobil juga motor maupun bajaj masih mencoba melaju, padahal palang pintu perlitasan sudah turun dan hampir mengenai kepala pengendara.

Peluit seorang pemuda berusia 20 tahun ditiupkan berulang kali mengingatkan para pengguna jalan bahwa kereta sebentar lagi akan melintas. Tangan Deri, sibuk mengarahkan para pengendara yang terlanjur melewati palang pintu perlintasan di Cipinang, Jakarta Timur.

"Berhenti, mundur," teriak Deri.

Deri bukanlah penjaga palang pintu sebagaimana yang ditugaskan PT KAI. Ia hanya seorang warga Kebon Nanas, Jakarta Timur, yang amat menyukai dunia kereta api. Kecintaannya pada si ular besi membuatnya rela membantu para penjaga perlintasan mengatur lalu lintas kendaraan, tanpa ada bayaran atas usahanya itu.

Berita Rekomendasi

Deri amat menyayangkan perilaku pengguna jalan yang kerap menerobos palang pintu perlintasan. Menurutnya, para pengguna jalan itu belum paham betul akan bahaya yang akan mereka hadapi saat menerobos palang.

Kereta yang berjalan kencang tak bisa berhenti mendadak atau menghindari kendaraan penerobos. Mau tak mau, kereta terus melaju dan menabrak kendaraan yang melintang di jalur kereta. Nyawa pun melayang sia-sia.

"Kesadaran masyarakat Indonesia masih kurang, padahal nunggu tiga sampai lima menit saja untuk keselamatan nyawa mereka sendiri. Semoga kejadian kecelakaan Bintaro kemarin jadi pelajaran dan membuat para penerobos kapok, agar pengendara aman kereta pun aman," katanya.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas