Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerap Jatuh Korban, 40 Personel Kesehatan Siaga di Ancol

Perayaan tahun baru kerap 'makan korban' di Ancol. Mulai dari luka ringan sampai luka bakar. Karena itu PMI bersiaga

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kerap Jatuh Korban, 40 Personel Kesehatan Siaga di Ancol
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
PANTAI CARNAVAL ANCOL - Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan panggung hiburan di Pantai Carnaval. Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/12/2013). Malam Tahun baru 2014, Ancol mengadakan hiburan hingga pertunjukan kembang api. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) 

Laporan Yunike Lusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurang dari lima jam menuju tahun 2014, konser spektakuler Gempita 2014 di Pantai Karnaval Ancol mulai dipadati oleh pengunjung dari berbagai kalangan usia.

Guna menangani masalah kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia mengerahkan 40 personel untuk memantau pengunjung. Tony D, Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) mengatakan PMI mengerahkan 20 personil yang tersebar di 3 posko.

"Relawan PMI ada 20 orang tersebar di 3 posko. Kami menyediakan 2 ambulan dan 1 dokter," ucap Tony saat ditemui di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta, Selasa, (31/12/2013).

Dikatakan, dari tahun ke tahun dalam acara ini setiap tahunnya, sekitar 90 orang hingga 100 pengunjung yang pingsan, luka ringan bahkan luka bakar.

"Yang paling sering banget pingsan, luka di kepala karena sambit-sambil botol itu," ucap Tony.

Senada pun dikatakan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Utara, DR Erizon. Lembaga kesehatan yang sudah datang sejak pukul 12 siang ini mengatakan beberapa pengunjung yang datang ke poskonya mengeluh luka ringan sampai luka bakar.

BERITA REKOMENDASI

"Kami menyediakan obat-obatan dan beberapa alat medis. Disini juga ada 4 dokter dan 3 ambulan," ujar Erizon.

Dijelaskan, jumlah pengunjung yang mengeluh sakit dari tahun ke tahun jumlahnya stabil hanya kisaran 90-100 pengunjung. Namun, Erizon mengatakan dari tahun ke tahun masalahnya berbeda-beda.

"Kalau dua tahun lalu paling banyak luka-luka, kalau tahun lalu itu hipotermi (kedinginan) karena kan tahun lalu ujan," ucap Erizon.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas