Harga Cabai Anjlok Akibat Abu Vulkanik Kelud
Para pedagang yang paling terkena imbasnya adalah pedagang cabai
Laporan Wartawan Warta Kota, Fitriyandi Al Fajri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud yang terletak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Kamis (13/2) malam, rupanya berdampak buruk pada aktivitas perekonomian sayur mayur di Pasar Induk Sayur dan Mayur Kramat Jati, Jakarta Timur.
Para pedagang yang paling terkena imbasnya adalah pedagang cabai. Mereka mengaku, cabai yang didapatnya dari Kabupaten Blitar dan Malang atau yang dekat dengan lokasi letusan tersebut tampilannya menjadi buruk. Setibanya di Jakarta, varian cabai yang didapatnya dari kedua wilayah tersebut dipenuhi abu vulkanik. Tak ayal, para pembeli pun jadi urung membeli, hingga akhirnya mereka harus merugi hingga puluhan juta rupiah.
Rudy (28) salah seorang penjual cabai menuturkan, abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud menyebabkan empat ton cabai yang diordernya dari wilayah Blitar dan Malang dipenuhi abu vulkanik. Padahal, saat pendistribusiannya telah dibungkus rapi menggunakan karung dan kardus.
Akibat diselimuti debu, cabai-cabai yang dijualnya menjadi kotor, tak menarik mata dan warnanya menjadi buram. Pria asal Jakata ini mau tak mau mesti menurunkan harga jualnya.
"Biasanya saya jual cabai rawit merah seharga Rp 36.000, tapi sekarang mesti jual Rp 30.000 per kilogram," ujar Rudy.