Adrianus Meliala: Ahmad Imam Al Hafitd Tipe Orang Berbahaya
Lain halnya dengan Hafitd dan Assifa yang masih berkomunikasi dengan orang lain bahkan bisa menjalin asmara diantara keduanya.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assifa Rahmadhani (19) dua tersangka kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) tampak tenang meskipun ancaman hukuman berat mengancamnya.
Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala melihat bahwa kedua tersangka tersebut bukan psikopat karena biasanya orang-orang psikopat memiliki kecenderungan hidup sendiri dan cenderung tidak bisa pacaran. Lain halnya dengan Hafitd dan Assifa yang masih berkomunikasi dengan orang lain bahkan bisa menjalin asmara diantara keduanya.
Adrianus menilai, Hafitd memiliki kepribadian yang meledak-ledak. Hafids melihat dari alasannya membunuh mantan kekasihnya karena tidak pernah mau ditemui Ade Sara.
Tetapi permasalahannya tersebut tidak pernah dibagi kepada orang lain, beban yang dimiliki hanya dipendam sendiri sampai akhirnya mendorong psikologisnya menjadi pribadi yang ekstrim.
"Dia kalau dilihat kan seperti orang ketergantungan. Ini tipe orang berbahaya, karena memiliki pribadi yang meledak-ledak atau outburst personality," kata Adrianus saat berbincang dengan tribunnews.com di Gedung PTIK, Jakarta Selatan, Senin (10/3/2014).
Melihat dari penampilan Hafitd, dikatakan Adrianus menunjukan orang yang biasa-biasa saja. Tetapi memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi.
Namun berbeda dengan Assifa, Adrianus memiliki kesan bila Assifa memimiliki kecerdasan yang rendah sehingga tidak memiliki tilik diri. Karena cinta Assifa akhirnya ia pun ikut membunuh Ade Sara dan cenderung mengikuti orang yang dicintainya.
"Ini seperti orang yang dari kelas 0 langsung ke SMA. Berarti ada sesuatu. Prianya memiliki karakter meledak, sementara cewenya kekurangan tilik diri. Karena sayang akhirnya dia lupa denga wilayahnya sendiri," ungkapnya.
Diketahui, Ade Sara Angelina Suroto (19) dibunuh pada Senin (3/3/2014) lalu oleh sepasang kekasih Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assifa Rahmadhani (19).
Pembunuhan itu berawal saat ketiganya bertemu di Gondangdia, lalu Sara dibunuh di dalam mobil Kia Visto milik Hafitd.
Jenazah Sara dibuang di pinggir Tol Bintara KM 49. Jenazahnya ditemukan petugas PT Jasa Marga pada Rabu (5/3/2014) pukul 06.30 WIB. Semula jenazah itu diduga korban tabrak lari. Namun setelah dicocokkan sidik jarinya dengan e-KTP, terungkaplah identitas Sara.