Petugas Kebersihan Jual Sampah Untuk Bertahan Hidup
Setelah tidak digaji selama beberapa bulan, petugas sampah Dinas Kebersihan DKI ini berusaha bertahan hidup dengan berbagai cara
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Warta Kota, Fitriyandi Al Fajri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setelah tidak digaji selama beberapa bulan, petugas sampah Dinas Kebersihan DKI ini berusaha bertahan hidup dengan berbagai cara. Untuk bertahan hidup di Jakarta, Mukhidin yang memiliki satu anak ini mesti meminjam uang hingga Rp 1 juta ke kerabatnya.
"Yah mau bagaimana lagi, saya nggak punya duit buat beli makanan anak dan istri makanya saya ngutang," jelas Mukhidin.
Menurut Mukhidin, utang sebanyak Rp 1 juta itu ia gunakan untuk membayar upah kontrakan Rp 300.000 dan cicilan motor Rp 600.000. Sedangkan sisanya, yakni Rp 100.000 membeli beras untuk dimakan selama sebulan.
Mukhidin mengaku, baru sebulan bekerja sebagai petugas kebersihan, selama itu pula ia belum kunjung juga mendapatkan upah. "Baru satu bulan kerja malah belum dapat gaji. Nggak apa-apa deh, yang penting dapat kerjaan," jelas Mukhidin.
Sementara itu, Hafit (23) petugas kebersihan lainnya, mempunyai cara jitu untuk meminimalisir utangnya. Pria yang juga masih melajang ini, memanfaatkan barang bekas hasil pencariannya di Kali Betik untuk dijual kembali.
"Lumayan seminggu bisa dapat Rp 70.000. Yah buat tambahan uang rokok dan makan saja," ujar pria yang baru bekerja sejak Januari 2014 lalu.
Mengenai pembuatan rekening Bank DKI sebagai media mentransfer gaji, Hafit mengaku kebingungan. Sebab ia belum terbiasa mengambil hasil kerjanya melalui rekening di Bank. "Biasanya dapat gaji tunai, sekarang malah di mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri), malah bingung saya," kata Hafit.
Selain membingungkan, mengambil uang melalui mesin ATM juga dinilai memberatkannya. Pasalnya, ia menduga mengambil uang di ATM mesti disisakan saldo sebesar Rp 50.000. "Enakan dapat gaji tunai, bisa dapat uang semuanya. Kalau melalui rekening kan mesti disisakan saldonya," jelas Hafit.