Awas 3 Perampok Spesialis WNA dan Warga Pendatang Masih Berkeliaran
Dari dua pelaku yang dibekuk, satu diantaranya yang merupakan ketua kelompok ini harus ditembak hingga tewas
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aparat Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro membekuk 2 dari 5 pelaku kawanan perampok spesialis rumah mewah milik warga negara asing (WNA) dan milik warga pendatang di suatu wilayah atau kawasan di daerah penyangga Jakarta.
Dari dua pelaku yang dibekuk, satu diantaranya yang merupakan ketua kelompok ini harus ditembak hingga tewas, karena berupaya melukai petugas saat melakukan pengembangan.
Sementara 3 pelaku lainnya masih buron dan dalam pengejaran polisi. Karenanya, bagi para WNA yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya dan warga pendatang yang tinggal di wilayah penyangga Jakarta seperti Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi diimbau untuk tetap waspada.
Sebab kelompok ini tak segan-segan melukai korbannya dengan membacok. Bukan hanya itu, kawanan yang menamakan dirinya kelompok Sumbawa ini juga pernah beraksi di perumahan mewah di Batam dan bahkan di Malaysia selama 3 tahun sejak tahun 2010 lalu.
Mereka mengaku baru beraksi di Jakarta dan sekitarnya sejak awal tahun 2013 lalu. Salah satu korbannya adalah keluarga Mr Choi Ung Su, warga negara asal Korea Selatan yang tinggal di Perumahan Premier Estate Blok L 15, RT 7/ RW 5, Kelurahan Setu, Cipayung Jakarta Timur.
Choi beserta istri dan dua anaknya disekap para pelaku Februari 2014 lalu. Perampok berhasil menggasak uang tunai Rp 12,5 juta dan 5.800 US Dollar dengan nilai total sekitar Rp 50 juta, berikut enam buah telepon genggam.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto menuturkan dua dari lima pelaku kawanan ini yang berhasil dibekuk adalah Muhammad Evendi alias Heri (39), warga Kampung Nagrak RT 004 RW 003, Desa Nagrak, Gunung Putri, Bogor, serta Muhammad Tony (27), warga Jalan Setia 1 D No 17 RT 07 RW 017, Jati Cempaka, Pondok Gede, Kota Bekasi.
Keduanya dibekuk pada 21 Maret 2014 lalu ditempat berbeda. Tony yang berperan sebagai driver dibekuk di Hotel Tofani kamar 303 di Jalan Bekasi Barat 1, Jatinegara, Jakarta Timur pukul 03.40 dinihari.
Dari keterangan Tony, petugas membekuk Muhammad Evendi alias Heri di rumahnya di Desa Nagrak, Gunung Putri, Bogor pukul 10.00. Heri merupakan pimpinan dan otak kelompok ini.
Pada hari yang sama, sekira pukul 18.15, polisi mengajak keduanya untuk menyusuri TKP dimana mereka beraksi dengan mobil petugas.
Namun di Tol Jagorawi, Heri yang duduk di jok belakang mobil dan diapit dua petugas berupaya merampas senjata api petugas dan melakukan perlawanan. "Sehingga terpaksa dilakukan tindakan tegas terhadap tersangka," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Selasa (25/3/2014).
Heri tewas dalam perjalan ke RS Polri Sukanto, Kramatjati. Sementara kata Rikwanto, tiga pelaku kawanan lainnya yang masih buron adalah Aji Latief, Rian, dan Jhon. Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (25/3/2014) menuturkan selama beraksi di Jakarta dan sekitarnya selama setahun terakhir sasaran kelompok ini bukanlah warga asli atau warga pribumi. Namun adalah rumah mewah milik warga negara asing atau warga pendatang.
"Karena diyakini warga negara asing dan warga pendatang menyimpan barang berharga di rumah mereka," kata Adex.
Adex menuturkan, pengungkapan komplotan yang menamakan diri Kelompok Sumbawa ini bermula dari laporan para korban kejahatan mereka. Mereka adalah Mr Choi Ung Su, WNA Korea yang tinggal di Cipayung, Jakarta Timur; lalu Rusli Amidjaja, warga Perumahan Mahagony Blok M No 6 RT 007 RW 013, Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat; Siti Chaerani Malik, warga Perumahan Cibubur Garden, Blok D 2 No 12, RT 001 RW 004, Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat; Jimmy Alim Wijaya warga Perumahan Notridge Bukit Hambalang No 81, Desa Sumur batu, Babakan Madang, Bogor, Jawa barat.