Jual 'Cabe-cabean' Karena Untung Besar
Ide Chito alias Kemplang (bukan nama sebenarnya) menjual -cabe- yang masih gadis ini sudah lama muncul di kepala Chito
Editor: Hendra Gunawan
"Kalo mau ajak temen kita nggak apa-apa ya bang, soalnya emang begitu aturannya. Buat mastiin aja, soalnya khawatir nantinya nggak dibayar," jelasnya tertawa terbahak-bahak.
Pertemuan Warta Kota pun berlangsung singkat. Beberapa saat kemudian seorang pria yang mengendarai sebuah sedan mewah Mercedes Benz memanggilnya dari seberang jalan. Dia segera turun dari mobil menuju seorang pria berperawakan tua itu. "Tuh bener kan bang, ada om dateng, kalau mau sama saya dateng aja nanti maleman lagi," ujarnya tergesa sembari turun dari mobil.
Di simpang RSUP Fatmawati memang tak begitu banyak remaja perempuan yang menawarkan diri untuk dikencani secara komersial. Setidaknya, malam itu terdapat lima remaja, mereka mengenakan busana cukup menggoda, tanpa kesan glamour. Cukup busana tank top, rok mini atau celana mini ketat, dan tas kecil.
Suasana di sekitarnya cukup terang, hanya saja mereka nongkrong di sebuah tempat yang hanya berjarak beberapa meter dari persimpangan. Lampu di lokasi nongkrong sedikit temaram.
Beberapa ditemani oleh pengamen pria yang juga berusia remaja. Dari pengamen itu lah 'cabe-cabean' mendapat order. Si pengamen biasanya akan mendapat fee antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000 untuk sekali transaksi.
Pada kesempatan berbeda, Warta Kota melanjutkan penelusuran dan mendatangi Taman Ayodya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada lokasi ini, para 'cabe-cabean' tidak terlihat jelas karena suasana ramai dan riuhnya pengunjung yang datang.
Namun memasuki pukul 23.00 saat suasana taman berbentuk lingkaran itu mulai sepi, aktivitas 'cabe-cabean' mulai terlihat. Beberapa gadis muda dengan pakaian minim mulai berjalan melingkar menyusuri jalan setapak di tengah taman. Para gadis yang terlihat bercengkrama dan tertawa lantang itu pun mulai mendekati para pengunjung pria.
Seorang gadis berinisial R (15) pun mengenalkan diri kepada Warta Kota. Sembari tertawa lepas dengan rekannya N (15), dirinya meminta sebatang rokok ke Warta Kota. Pembicaraan dengan keduanya pun dimulai.
Warta Kota yang secara langsung menanyakan status keduanya kemudian mengetahui kalau mereka termasuk 'cabe-cabean' yang biasa beroperasi di taman tersebut. Terlihat sedikit tersipu, mereka segera menjawab dan menyebutkan tarifnya sebesar Rp 500.000 apabila menyewanya. Dia pun menyebutkan tarif tersebut belum termasuk sewa hotel.
"Emang Abang mau? Kalau mau ya segitu bang," ujarnya kepada Warta Kota sembari tertawa.
Sedikit bercanda, dia mengaku berasal dari Sumedang, Jawa Barat dan baru terjun menjalani profesi tersebut enam bulan lalu untuk membiayai kehidupannya di Jakarta. Sehingga setiap malam dia beroperasi di taman. "Abang tahu gadis Sunda kan? Geulis-geulis, jadi nggak bakal nyesel Bang," jelasnya masih sembari tertawa.
Namun tidak sampai setengah jam, R dan N kemudian dipanggil salah seorang rekannya dan keduanya pun pamit untuk berkeliling sekitar taman kembali. "Kalo Abang mau, bisa panggil kita di situ ya Bang," jelasnya menujuk sisi kolam taman sebelah barat. (ote/dwi)