Flair Bartending, dari Tertimpa Botol hingga Berdarah
Flair bartending ini bagi mereka merupakan nilai tambah tersendiri ketika nanti mereka mengajukan kerja di bar.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saban akhir pekan, puluhan pemuda berlatih 'Flair Bartending' di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam komunitas itu, Vina merupakan salah satu perempuan yang masih bertahan. Awalnya, ia mengaku hampir putus asa karena sulitnya menjalankan seni bartender itu.
"Kalau diperkuliahan kami hanya diajarin Mixology (kemampuan meracik minuman), tidak dengan flairing-nya. Makanya, kita harus belajar sendiri. Memang awalnya susah, bahkan sering terluka kena pecahan botol. Tapi ya yang namanya keahlian perlu pengorbanan," kata Vina belum lama ini.
Vina menceritakan banyak teman perempuannya yang akhirnya frustasi berlatih flair bartending lantaran butuh kerja keras dan kesabaran ekstra untuk bisa memainkan shake dan botol-botol minuman alkohol. "Ada yang kejatuhan botol, kena pecahan botol hingga berdarah. Makanya banyak yang mundur," tutur Vina.
Selain menjadi hobi, kegiatan flair bartending ini bagi mereka merupakan nilai tambah tersendiri ketika nanti mereka mengajukan kerja di bar. "Persaingan di dunia bartender sekarang ketat. Jadi, kita bangga saja ketika bisa flair bartending, tidak hanya pandai meracik minuman saja. Itu menjadi penilaian juga bagi para pemberi kerja di dunia bartender," kata Vina.
"Dan moment berkumpul seperti ini selain sebagai ajang belajar juga untuk mencari link (pekerjaan), karena banyak teman-teman yang sebelumnya sudah bekerja sebagai bartender di bar," imbuhnya.
Pun Vina dan rekan-rekannya kerap mendapat tawaran untuk perform di acara-acara tertentu. "Kadang diundang perform sendiri di mal dan kadang dengan teman-teman lain menghadiri undangan perform," katanya.
Dalam melakukan flair bartending, mereka kerap mengikuti kompetisi. Rizki (20) mahasiswa STP Akpindo yang turut berlatih di sana mengatakan, meski kompetisi flair bartending yang digelar umumnya terbuka untuk umum dan diikuti oleh bartender profesional dari berbagai penjuru Indonesia, namun mereka tidak pernah minder untuk turun dalam kompetisi.
"Kalah menang itu urusan nanti. Penting kita saling suport agar berani menunjukkan kemampuan di depan umum dan jangan grogi," katanya. Rizki sendiri pada 25 Maret lalu menjadi juara III dalam sebuah kejuaraan flair bartending yang diadakan oleh SMK Sahid.
"Yang pasti saya selalu tekankan kepada teman-teman untuk terus belajar dan mengasah kemampuannya. Karena teknik flair bartending ini kan terus bertambah, bisa dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan kemampuan masing-masing orang," katanya.(Feryanto Hadi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.