Biar Tidak Bau Amis, Pasar Bebek Marunda akan Direlokasi
Keberadaan Pasar Bebek di Jalan Akses Marunda, Marunda, Cilincing Jakarta Utara, dikeluhkan warga yang melintasi jalan tersebut
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta- Keberadaan Pasar Bebek di Jalan Akses Marunda, Marunda, Cilincing Jakarta Utara, dikeluhkan warga yang melintasi jalan tersebut karena pasar itu menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Salah satunya adalah Wulandari, warga Taruma Jaya, Bekasi Utara, yang sehari-hari bekerja di kawasan Cilincing dan melewati jalan itu setiap berangkat dan pulang kerja.
"Iya bau amis banget. Kalau lewat Pasar Bebek harus pake masker," ujar Wulandari kepada Kompas.com, Senin (28/4/2014).
Hal senada juga diungkapkan Sukma (23), pria yang sehari-harinya bekerja di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda. Dia memilih menahan napasnya setiap kali melewati pasar tersebut.
"Tahan napas aja kalau lewat situ (Pasar Bebek) daripada kebauan," ucapnya.
Keberadaan pasar unggas tersebut juga sering menimbulkan kemacetan karena para pembeli dan penjual bertransaksi menggunakan sepeda motor dan memarkirkannya di pinggir. Padahal Jalan akses Marunda merupakan perlintasan truk dan kontainer yang akan masuk dan keluar dari kawasan KBN.
Sementara itu Kepala Sudin Perikanan, Peternakan, dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara Sri Hayati membenarkan keberadaan pasar bebek yang menimbulkan aroma yang tidak sedap. Menurutnya keberadaan pasar tersebut tidak higeinis serta mencemari sanitasi.
Selain itu, tambah Sri, keberadaan pasar tersebut juga turut memperparah kemacetan karena dengan ramainya pembeli yang memarkirkan kendaraan di tepi jalan membuat lalu lintas terganggu.
Oleh karena itu pihaknya akan segera merelokasi pasar tersebut ke Jalan Malaka Bulak, Marunda, yang juga tidak jauh dari Pasar Bebek sekarang. Sebab lahan Pasar Bebek sekarang merupakan milik KBN yang akan dipergunakan.
Mengenai relokasi tersebut pihaknya sudah melakukan sosialisasi mengenai pembebasan lahan kepada berbagai pihak. Di antaranya sosialisasi dilakukan terhadap pedagang serta warga sekitar lokasi relokasi.
"Kita sudah dua kali mengadakan sosialisasi. Kalau pedagang sudah menerima sedangkan terkait warga disekitar lokasi masih kita yakinkan bahwa sentra yang akan kita bangun limbahnya sudah memenuhi persyaratan," jelasnya.
Rencananya, lanjut dia, di lahan yang sedang dipersiapkan tersebut, akan dibangun Sentra Usaha Perunggasan. Direncanakan pada tahun 2015 mendatang, keseluruhan pedagang di pasar bebek tersebut akan dapat menempati sentra yang akan dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah agar tidak mencemari lingkungan.
"Saat ini dari data yang kami terima terdapat 40 pedagang yang punya kios. Sedangkan yang menggunakan sepeda atau motor sebanyak 60 orang," ujarnya.
Sementara itu Suharman (58) salah seorang pedagang bebek di pasar tersebut mengaku khawatir adanya relokasi karena akan menyebabkan penurunan omset yang didapatnya. Selain itu, dirinya juga khawatir keberadaan mereka di tempat baru akan ditolak warga.
"Kalau di tempat ini omzet kami sehari bisa mendapatkan uang hingga Rp 5-8 juta, atau 100 ekor bebek terjual, di tempat baru khawatir turun omzet. Dulu juga tahun 2000 pernah dipindah ke Cilincing tapi ditolak warga," ujarnya.