Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembunuh Sopir Taksi Express di Klender Gantung Diri di Tahanan

Menurutnya saat kejadian, tidak ada tahanan lain yang mengetahui hal itu karena sedang tidur

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pembunuh Sopir Taksi Express di Klender Gantung Diri di Tahanan
net
Ilustrasi Gantung Diri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perampok dan pembunuh sopir taksi Express di flyover, Klender, Jakarta Timur, yakni Setio Haryadi (24) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di sel tahanan Mapolsek Metro Duren Sawit, Jumat (2/5/2014) dinihari. Diduga Setio mengalami stres berat sehingga memutuskan bunuh diri.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Mulyadi Kaharni menjelaskan, dari hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan pihaknya, ditemukan baju yang dililitkan ke kabel listrik di plafon di ruang tahanan Polsek Duren Sawit. Lilitan baju tersebut digunakan Setio untuk menjerat lehernya sendiri.

"Diduga ia stres berat sehingga bunuh diri," kata Mulyadi saat dihubungi Wartawan, Jumat (2/5/2014).

Menurutnya saat kejadian, tidak ada tahanan lain yang mengetahui hal itu karena sedang tidur. "Tidak ada tahanan lain yang tahu saat kejadian. Tahanan lain baru tahu saat yang bersangkutan sudah tewas tergantung di plafon sel," ujar Mulyadi.

Ia mengatakan jenasah Setio langsung dievakuasi petugas dan dibawa ke RS Polri Sukanto, Jakarta Timur untuk divisum. Seperti diketahui, Setio Haryadi merampok dan membunuh Muhtadin, sopir taksi Express B 1244 BTC di Flyover Klender, Durensawit, Jakarta Timur, Selasa (22/4/2014) lalu.

Setio mengaku nekat merampok karena tidak memilik uang. Ia menikam Muhtadin sebanyak sekitar 20 kali hampir di seluruh tubuhnya. Ia lalu membawa kabur uang setoran taksi Muhtadin sebanyak Rp 220.000.

Setio mengaku datang dari kampung halamannya empat hari sebelum ia melakukan perampokan dan pembunuhan terhadap sopir taksi itu. Selama itu, dia belum memiliki pekerjaan sementara uangnya sudah menipis. Di Jakarta, Setio mengaku hidup menggelandang karena tidak memiliki persediaan uang yang cukup. (Budi Malau) 

BERITA REKOMENDASI
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas