Calo Tiket KA: Kerja Saya Begini, Ndak Mungkin Nipu
Kesulitan berburu tiket kereta api (KA) untuk mudik Lebaran tak hanya dialami para calon penumpang.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Kesulitan berburu tiket kereta api (KA) untuk mudik Lebaran tak hanya dialami para calon penumpang. Calo-calo tiket KA di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, pun rupanya harus rela begadang demi mendapatkan tiket untuk mudik.
Kepada Warta Kota, Jumat (9/5/2014) seseorang mengaku sebagai penjual jasa untuk mencarikan tiket KA Lebaran.
"Saya rela begadang setiap malam untuk mendapatkan tiket. Bedanya mungkin Mbak nggak dapet (tiket) langsung menyerah, kalau saya kan melek sepanjang malam. Ya, kita sudah tahu caranya. Itu berhari-hari, nggak cuma semalam begadangnya. Kan ini kerjaan setiap hari," katanya .
Sang calo, Agus (bukan nama sebenarnya) mengaku lebih gampang begadang menunggu loket buka daripada berkutat di komputer atau supermarket. Alasannya, kata Agus, karena mencari tiket melalui online sering eror. "Bisa berjam-jam di minimarket atau membuka komputer hasilnya tak ada," katanya.
Ludes terjual
Modus yang ditawarkan kepada calon penumpang adalah dengan meminjam KTP dan meminta uang panjar. Setelah memperolehnya, maka Agus dan kawan-kawan akan begadang menunggu loket buka. Jika loket sudah buka, Agus dan temannya akan memperoleh kesempatan pertama memperoleh tiket KA Lebaran.
Sebelum membeli, Agus dan teman-temannya mengisi formulir pemesanan sesuai dengan nama yang tertera di KTP. Jika sudah mendapat tiketnya, Agus akan menghubungi pemesan melalui telepon menyatakan bahwa tiket sudah di tangan.
Jumat (9/5), Agus dan teman-temannya hanya menawarkan jasa untuk KA Lebaran tambahan. Ia menawarkan kepada calon penumpang yang hendak mencari tiket mudik untuk datang menemuinya seminggu lagi di tempat yang sama guna mendapatkan tiket KA Lebaran tambahan. "Datang seminggu lagi, bawa KTP siapa tahu kereta tambahan sudah dibuka pembelian tiket nya," ujarnya.
Saat Warta Kota menanyakan bagaimana pembayarannya, calo ini mengatakan untuk melakukan down payment (DP) pembayaran tiket, dia meminta Rp 100.000 untuk tiket harga Rp 250.000 kelas ekonomi AC tujuan Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Sisanya dibayar setelah penumpang sudah pasti mendapatkan tiket KA tersebut.
Sementara itu, harga tiket untuk tujuan Yogyakarta normalnya Rp 90.000. "Ya kalau nggak di DP nanti saya rugi Mbak, misalnya ada yang batalin sementara tiket sudah ada di tangan dan namanya sesuai KTP," ujarnya bercerita.
Apakah ada jaminan kepada calon penumpang dia tak menipu, secara spontan ia menjawab bahwa setiap hari dirinya bisa ditemui di Stasiun Pasar Senen. Bahkan ia juga memberikan nomor telepon untuk meyakinkan calon pengguna jasanya bahwa calo itu tak akan menipu.
"Saya usahanya (kerjaannya) begini setiap hari Mbak, nggak akan nipu-nipu lah." (Harian Warta Kota)