Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembunuh Bharada Rizki Diduga Orang Terlatih

Jika kasus ini tidak segera diungkap secara cepat dikhawatirkan aksi membunuh polisi di jalanan akan kembali terjadi.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Pembunuh Bharada Rizki  Diduga Orang Terlatih
HARIAN SURYA/RAHADIAN BAGUS
Jenazah Bharada Rizki Dwi Wicaksono (20) dimakamkan secara militer di di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sentul, Kecamatan Purwodadi Rabu (2/7/2014) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus terbunuhnya anggota Brimob di dekat Halte Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat menunjukkan adanya pihak-pihak tertentu yang dendam kesumat dengan polisi, dan ingin merusak serta menghancurkan citra Polri.

Jika kasus ini tidak segera diungkap secara cepat dikhawatirkan aksi membunuh polisi di jalanan akan kembali terjadi.

Diberitakan sebelumnya, anggota Detasemen B Satuan III Pelopor Bharada Rizki Dwi Wicaksono, tewas bersimbah darah di dalam sebuah taksi, Selasa dini hari (1/6/2014) pukul 00.30 WIB di Jl. Akses UI ( Halte UI) Depok.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, korban Bharada Rizky Dwi Wicaksono merupakan Anggota Detasemen B Satuan III Pelopor Brimob Kelapa Dua.  Ia tewas dibacok sekitar 10-an orang pria tak dikenal yang berambut cepak yang menggunakan lima sepeda motor.

"Peristiwa terjadi sekitar pukul 00.30 atau tepat di HUT Bhayangkara ke-68 hari ini. Bermula ketika Rizki hendak pulang ke kampungnya di Dusun Popohon Desa Sentul RT 003/001 Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur dalam rangka cuti, ia baru kembali dari tugas sebagai Tim Expedisi NKRI," ujar Rikwanto.

"Aksi pembunuhan tersebut sangat terencana, dilakukan oleh orang terlatih. Aksi itu dilakukan dengan cepat, hanya 2 km dari markas Brimob Kelapa Dua. Kasus terbunuhnya anggota Brimob ini menjadi sebuah peristiwa duka dalam bagi Polri, apalagi pembunuhan itu terjadi saat Polri akan merayakan Hari Bhayangkara 2014," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane.

Dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Rabu (2/7/2014) Neta menegaskan, kasus ini menjadi tugas berat Kapolda Metro untuk segera mengungkapnya agar diketahui motif dari 10 tersangka yang mengeroyok dan membantai korban secara sadis.

Berita Rekomendasi

Bagaimana pun kasus ini, katanya lagi,  akan menjadi teror, tidak hanya bagi masyarakat, tapi juga bagi polisi yang kerap bertugas di jalanan.

"Kasus pembunuhan Brimob ini sekaligus menjadi bukti bahwa Ibu Kota Jakarta menjadi kota paling rawan bagi keselamatan anggota kepolisian. Selama 6 bulan terakhir ada 11 polisi yang luka dan tewas akibat dikeroyok warga di Jakarta," tegas Neta.

Fakta ini, lanjutnya lagi,  akan membuat masyarakat resah. Polisi saja, sambung Neta,tak berdaya dan menjadi sasaran aksi kriminal hingga terbunuh, apalagi masyarakat biasa yang tidak terlatih tentu akan terlalu gampang menjadi bulan-bulanan pelaku kriminal.

Kasus ini makin menunjukkan Jakarta makin rawan. Untuk itu, Polda Metro harus segera mengungkap kasus ini dan meningkatkan patroli di daerah-daerah rawan.  Melakukan operasi besar-besaran terhadap pihak-pihak yang kerap konvoi sepeda motor di tengah malam," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas