Tiga Bulan Tumpukan Sampah di Sisi Jalan Cirendeu Tak Diangkat
Selain mengganggu mata dimana sampah yang berceceran mulai masuk ke badan jalan, bau busuk menyengat juga mulai terasa dari tumpukan sampah
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah sekitar 3 bulan belakangan ini, pengendara yang melintasi Jalan Raya Cirendeu, Tangerang Selatan terganggu dengan tumpukan sampah yang berada tepat di sisi jalan sebelah kiri di ruas lajur arah ke Jakarta, di depan Perumahan Taman Cirendeu.
Tumpukan sampah itu berada di sisi jalan tepat di atas pedestrian untuk pejalan kaki, sepanjang sekitar 5 meter di samping jembatan yang berada di atas Kali Pesanggrahan.
Selain mengganggu mata dimana sampah yang berceceran mulai masuk ke badan jalan, bau busuk menyengat juga mulai terasa dari tumpukan sampah, dalam dua minggu terakhir.
Pantauan Warta Kota (Tribunnews.com Network), Kamis (24/7/2014), tumpukan sampah berupa sampah basah yang berada di dalam ratusan kantong plastik segala ukuran, tampak menumpuk setinggi setengah meter sepanjang sekitar 5 meter di atas trotoar atau pedestrian jalan. Beberapa sampah plastik mulai tumpah ke sisi jalan.
Plang imbauan agar tidak membuang sampah di sana, yang tepat dipasang di atas lahan itu, tampaknya tidak dihiraukan. Selain mengganggu mata, bau busuk menyengat sangat terasa dalam radius sekitar 10 meter.
Tak jarang pengendara motor di kedua arah atau pejalan kaki di seberang tumpukan sampah itu, terpaksa harus menutup hidungnya jika melintas di sana.
Ruas Jalan Cirendeu Raya ini merupakan salah satu akses jalan yang menghubungkan Tangerang Selatan dengan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Posisi dimana sampah berada tepat di perbatasan antara Tangerang Selatan dengan Jakarta Selatan.
"Geli ngeliatnya. Selalu ada saja tumpukan sampah di sana. Yang sekarang ini sudah hampir 3 bulan nggak ada yang ngangkat, jadi baunya makin parah," kata Ridho (33) warga Perumahan Bali View, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, kepada Warta Kota, Kamis.
Ia mengaku hampir setiap hari melintas di Jalan Cirendeu untuk menuju kantornya di kawasan Semanggi. Mahdi (45) warga Jalan Poncol, Ciputat yang rumahnya tak jauh dari lokasi tumpukan sampah, mengatakan sampah-sampah itu merupakan gabungan antara sampah warga sekitar dengan sampah yang dibuang pengendara yang melintas.
"Intinya yang buang sampah di sana memang orang yang nggak tahu aturan dan malas buang sampah ke tempat sebenarnya," kata Mahdi, Kamis.
Menurutnya lokasi itu sudah sering dijadikan tempat membuang sampah oleh warga. Namun sebenarnya, kata Mahdi, di sana bukan tempat pembuangan sampah resmi.
Ia mengatakan karena di bawah lahan yang menurun dimana tumpukan sampah itu terdapat Kali Pesanggrahan, warga mengira sampah akan dibuang ke Kali.
"Kesadaran warga memang kagak ada di sini. Kalau dibuang ke kali, ya bakalan banjir nantinya," kata Mahdi.
Biasanya, kata Mahdi, sampah yang menumpuk di sana diangkut oleh petugas kebersihan yang biasa mengangkut sampah dari setiap rumah dan penampungan sampah di pemukiman warga sekitar. Namun kini ia tak tahu mengapa tumpukan sampah itu tak diangkut sudah hampir 3 bulan ini.
"Nggak tahu juga penyebabnya apa, bisa sampai 3 bulan ini gak diangkut," ujarnya.
Setahu Mahdi, sekitar 2 bulan lalu saat sampah mulai menumpuk di lokasi tersebut, ada petugas dari Pemkot Tangsel datang ke sana. Namun mereka hanya memasang plang himbauan agar tidak membuang sampah di sana.
"Petugas datang hanya pasang plang selebar sekitar 1,5 meter X 1,5 meter yang isinya meminta agar tidak membuang sampah di sana," katanya.
Namun tampaknya himbauan di plang yang dipasang di sana, sama sekali tidak digubris.(bum)