Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Syafwidi: Kalau Bukan Dia Mati Saya Mati

"Kalau tidak dia yang mati, ya saya yang mati. Kami sama-sama pegang celurit dan dia nafsu sekali membacok saya," kata Adi saat diperiksa penyidik.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Syafwidi: Kalau Bukan Dia Mati Saya Mati
TRIBUNNEWS.COM/WAHYU AJI
Celurit yang digunakan untuk membacok 

Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Syafwidi Adi Putra (17), pelajar SMK Pancoran Mas, Depok, mengaku hanya membela diri saat membacok Wandi Setiawan (15), pelajar SMK Baskara Depok, hingga tewas.

Mereka, bersama rekannya dari dua sekolah berbeda, terlibat tawuran di pertigaan Parung Bingung, Jalan Sawangan, Rangkapan Jaya, Depok, beberapa hari lalu.

Adi mengaku saat tawuran berlangsung dirinya dan Wandi sama-sama memegang celurit dan saling serang. Keduanya mengayunkan dan menyabetkan celurit ke tubuh lawannya.

"Kalau tidak dia yang mati, ya saya yang mati. Kami sama-sama pegang celurit dan dia nafsu sekali membacok saya," kata Adi saat diperiksa penyidik di ruang Satreskrim Polresta Depok, Kamis (14/8/2014) sore.

Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Agus Salim menuturkan, ada empat pelajar yang diamankan pihaknya pascatawuran yang menewaskan Wandi Setiawan, Selasa (12/8/2014) lalu.

Menurut Agus, SAD (17) dan F (16) menjadi pelaku pembacokan terhadap Wandi di leher dan punggungnya dengan celurit hingga tewas. F diketahui pemilik celurit yang meminjamkannya kepada Syafwidi.

Berita Rekomendasi

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polresta Depok Ipda Bagus Suwardi mengatakan, korban dan pelaku sama-sama membawa celurit sesuai hasil pemeriksaan saksi, olah TKP dan keterangan pelaku.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas