Bus Transjakarta Terbakar, Ahok: Pantas Kejagung Duga Ada Mark Up
Ahok bingung mengapa bus Transjakarta yang berasal dari Tiongkok dengan merek Yotung itu bisa terbakar.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku bingung mengapa bus Transjakarta yang berasal dari Tiongkok dengan merek Yotung itu bisa terbakar.
Pria yang akrab disapa Ahok ini pun tak heran Kejaksaan Agung menduga adanya mark up dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta terkait pengadaan bus Transjakarta tahun 2013 lalu.
"Saya tidak meragukan produk China karena banyak yang canggih. Contoh seperti HP kita juga banyak yang China. Akan tetapi juga banyak pemain dan pemasok kita kurang ajar, dia sengaja pesen barang mungkin mutunya jelek, makanya terjadi karatan kan. Makanya saya nggak tau Yutong itu bagian dari itu ngga," kata pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Oleh sebab itu, Ahok meminta UP Transjakarta dan Dishub DKI Jakarta untuk menyelidiki penyebab kebakaran itu. Sehingga, dalam pengadaan selanjutnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan melakukan pengadaan bus Transjakarta dan dialihkan ke PT Transportasi Jakarta. Dia masih mengaku kebingungan barang yang baru dibeli bisa rusak terbakar.
"Mana ada sih beli barang baru setahun sudah kebakar, mesti selidiki aja. Ini barangnya apa KW 2 apa KW 5. baru setahun, belum setahun malah," ucapnya.
Kemudian, Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan bahwa akibat banyaknya kejadian yang melanda bus Transjakarta membuat Kejaksaan Agung mengindikasikan adanya mark up dari pengadaan bus di Dinas Perhubungan.
"Itu ada tanda-tanda di mark up harganya. Jadi barang kualitas 1, harga kualitas 1 harga kualitas 1, ditukar dengan barang kualitas 3 atau 4," kata dia.
Agar tidak terjadi ketakutan kepada masyarakat penguna bus Transjakarta karena sering terbakar sehingga penanggung jawaban operasi bus Transjakarta kepada PT Transportasi Jakarta. Pihak Pemprov DKI juga tidak akan meminta penambahan bus Transjakarta.
"Kita hentikan sumbangan untuk bus Transjakarta. Sehingga kita dorong ke bus tingkat saja. Transjakarta kita minta operator yang beli," ucapnya.