Ini Penampakan Mobil Mewah Alphard Usai Ditabrak Kereta
Seluruh penumpang dinyatakan selamat dan kini sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecelakaan antara sebuah mobil minibus mewah Toyota Alphard B 413 CIA dengan Kereta Api (KA) Batu Bara dilaporkan terjadi di Perlintasan KA Patal Senayan, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Jumat (29/8/2014) sekira pukul 06.05 WIB. Walau para korban dilaporkan selamat, hanya satu buah airbag atau kantong udara sebagai pengaman terlihat aktif terbuka.
Kondisi tersebut terlihat pada bangkai mobil yang kini terparkir di Pos Lalulintas Flyover Jagakarsa saat ini. Mobil berwarna hitam itu terlihat rusak parah mulai dari seluruh bagian depan dan sisi kiri bodi yang memanjang hingga ke belakang.
Pantauan Warta Kota di lokasi, terlihat bumper depan mobil terlepas, lampu depan sebelah kiri hancur, baja pengaman pada rangka depan patah, ban depan sebelah kiri dan suspensi terlihat patah terlepas serta pintu kiri yang ringsek. Selain itu, kaca pada bagian depan retak dan seluruh kaca pada sisi kiri pecah.
Kerusakan parah yang terlihat pada bagian luar mobil ternyata berbanding terbalik dengan kondisi pada bagian dalam kabin mobil, baik kabin penumpang bagian depan, tengah maupun belakang.
Kondisi kabin hanya terlihat kotor dengan pecahan kaca mobil dan ceceran darah serta beberapa barang milik korban. Tidak hanya itu, selembar lapisan kain yang merupakan airbag yang berasal dari atap pada sisi kiri mobil terlihat tergerai keluar menutupi sisi kaca yang pecah.
Walau kondisi bagian daalm mobil terlihat sempurna, sistem keamanan mobil mewah tersebut diduga tidak berfungsi baik. Karena, berdasarkan pengamatan Warta Kota, hanya terlihat satu airbag atau kantong udara pengaman yang menyembul keluar.
Padahal sesuai dengan data standar keamanan yang disebutkan dalam website resmi milik Toyota di www.toyota.co.id, disebutkan kalau seluruh tipe Alphard dilengkapi dengan Royal SRS Airbag System yang memiliki tujuh titik airbag dan akan menyembul keluar beberapa detik setelah terjadinya tabrakan untuk melindungi seluruh penumpang.
Beberapa titik tersebut diantaranya berada pada bagian kabin depan yakni pada bagian stir dan bagian bawah sisi pengemudi, bagian atas dashboard sisi penumpang kabin depan, dua buah airbag pada bahu kabin depan serta sebanyak dua pasang airbag yang memanjang menyelimuti kaca pada kedua sisi kiri dan kanan mobil.
Walau diketahui hanya terdapat satu buah airbag yang menyembul keluar, Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan, AKBP Sutimin mengatakan kalau seluruh penumpang dinyatakan selamat dan kini sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Keempat korban dalam Alphard naas tersebut antara lain, Dedi Suhendra (34) sang sopir yang mengalami luka serius pada bagian kepala. Sedangkan Feri novianti (18) pembantu rumah tangga, Valeri Barki (14) dan Vanesa Barki (13) hanya terluka lecet dan memar pada bagian kening dan tangan.
Terkait terlukanya empat orang tersebut, diungkapkannya kalau terjadinya kecelakaan bermula saat Toyota Alphard warna hitam B 413 CIA yang dikemudikan oleh Dedi Suhendra (34) sang sopir tengah melintas di Perlintasan KA Pos 45A Permata Hijau, Jalan Tentara Pelajar, Permata Hijau, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan sekira pukul 06.05 WIB.
Berdasarkan keterangan saksi mata di lokasi, ungkapnya, mobil yang diketahui melaju dari arah Permata Hijau menuju arah Patal Senayan itu terjebak macet tepat di tengah perlintasan KA. Pada saat bersamaan, sebuah rangkaian Kereta Api Barang Loko 2654 melaju dari arah Jakarta menuju Cilegon.
Palang pintu perlintasan dan sirine diketahui aktif beroperasi, lalulintas pun mulai terurai dengan cepat. Namun karena posisi mobil dengan kereta sudah sangat dekat, mobil tertabrak pada sisi kiri bagian depan.
"Menurut keterangan penjaga pintu kereta, sirine peringatan sudah dinyalakan, palang pintu perlintasan pun sudah tertutup rapat, mobil yang terjebak langsung tersambar kereta yang melintas," AKBP Satimin kepada Warta Kota.
Walau pemeriksaan saksi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sudah dilakukan pihaknya, pendalaman mengenai penyebab terjadinya kecelakaan tersebut akan segera dilakukan, yakni lewat memadukan keterangan korban, saksi utama, baik sebelum dan saat kecelakaan tersebut terjadi.
"Kami akan kembali minta keterangan para saksi, antara lain operator palang pintu, masinis kereta, warga sekitar dan beberapa saksi lainnya," AKBP Satimin.