Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Layanan RSUD Depok Buruk, Ratusan Pasien Antre 10 Jam

Akibatnya ratusan pasien menginap di pelataran rumah sakit agar mendapatkan nomor antrean supaya memperoleh layanan medis.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Layanan RSUD Depok Buruk, Ratusan Pasien Antre 10 Jam
Warta Kota/Budi Malau
Warga tak mampu menginap di pelataran RSUD Depok sejak malam hari dan menandai antrean mereka untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis di sana, Rabu (10/9/2014) dinihari. 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Layanan kesehatan bagi warga tak mampu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok yang dijanjikan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail akan memadai, nyatanya omong kosong belaka.

Warga tak mampu peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), dan BPJS yang ingin berobat gratis di RSUD Depok, harus antre 10 jam lebih untuk mendapatkan layanan.

Akibatnya ratusan pasien menginap dipelataran rumah sakit agar mendapatkan nomor antrean supaya memperoleh layanan medis.

Hal itu dirasakan Romlah Hasanah (51), pasien paru yang mengaku datang ke RSUD Depok sejak pukul 22.00, Selasa (9/9/2014) malam, demi mendapat nomor antrean.

"Saya sengaja datang dari jam 10 malam, supaya dapat nomor antrean. Sebab sebelumnya 2 datang ke sini subuh, tapi dapat antrean paling belakang terus. Setelah 3 jam antre akhirnya gak dilayani karena pemeriksaan pasien dibatasi cuma 30 orang, dan disuruh datang besok," kata nenek dua cucu ini, saat ditemuii Warta Kota, usai mendapatkan layanan medis Rabu (10/9/2014) pagi.

Karena pengalaman itu, nenek dua cucu warga Tapos, Depok ini memutuskan datang lebih awal yakni pukul 22.00 malam, untuk menginap di RSUD Depok.

"Waktu datang dan mau menginap malam-malam, ternyata semua pasien juga begitu dan menginap di rumah sakit," papar Romlah yang datang diantar anaknya.

Berita Rekomendasi

Ia mengaku rela melakukan hal itu demi mendapatkan layanan kesehatan paru-parunya. "Soalnya, kalau lebih dari 30 orang sudah pasti tak dilayani, jadi mendingan menginap dari pada tidak sembuh. Saya bener-bener mau berobat sembuhin paru-paru yang sering kumat dan sesak," katanya.

Romlah mengaku datang sebagai peserta asuransi Jamkesda. "Cuma di sini Jamkesda yang bisa gratis. Makanya jauh-jauh ke sini dari Tapos," katanya.

Hal serupa diungkapkan, Yadi (45), warga Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji ini. Menurutnya, antrean sejak malam atau tengah malam di RSUD Depok, selalu terjadi setiap hari selama satu minggu.

"Warga harus datang tengah malam hingga pagi buta untuk mendapatkan jatah nomor antrian lebih dulu. Gak jarang ada masyarakat yang datang subuh, gak dapat nomor sehingga gak bisa berobat," paparnya.

Bahkan, kata Yadi, ada warga yang rela mengutus anak atau saudara mereka untuk datang menandai tempat antrean mereka agar saat loket pengambilan nomor antrean dibuka, bisa mendapatkan nomor.

"Kalau rumahnya jauh, ya terpaksa menginap. Setiap hari memang selalu ada yang menginap demi dapat nomor antrean," katanya.

Pantauan Warta Kota, Rabu dini hari, di RSUD Depok, ratusan pasien bersama keluarga mereka tampak menggelar tikar di pelataran rumah sakit.

Mereka sudah menandai tempat antrean mereka di depan loket pendaftaran dengan tas, buntelan kain, bungkusan plastik atau apa saja yang mereka bawa.

Rata-rata warga tak mampu yang mengantre sampai 10 jam ini atau saat layanan dimulai pukul 08.00, adalah berusia di atas 50 tahun.

Mereka berharap mendapatkan layanan gratis di poli paru, poli dalam, saraf, anestesi, poli kulit atau poli umum, serta lainnya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas