Nachrowi Ramli Menyodok Jadi Kandidat Wagub DKI
Menurutnya, seorang Wagub harus lebih gesit dari seorang Gubernur.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1988, Edi Marzuki Nalapraya, memiliki pandangannya tersendiri terkait siapa yang layak mendampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur saat Ahok resmi menjadi Gubernur.
Menurutnya, seorang Wagub harus lebih gesit dari seorang Gubernur.
"Harus yang lebih gesit dari dia (Ahok) dong. Contoh, peristiwa Tanjung Priok (1984), jam satu malam saya ketok Gubernur, saya ceritakan situasinya begini. Bapak tidur lagi saja, saya yang berangkat. Kalau wakilnya lelet, enggak usah jadi wakil," kata Edi, Kamis (11/9/2014).
Peristiwa terjadi pembantaian massal pada tragedi 1984 di Tanjung Priuk. Dalam peristiwa itu, ada oknum aparat yang memasuki masjid tanpa melepas alas kaki untuk membubarkan aktivitas jamaah yang sedang berlangsung.
Terkait dengan keinginan Ahok bahwa seorang wakil gubernur harus memahami birokrasi, Edi menyarankan agar Ahok membawa keinginannya itu ke DPRD selaku penentu siapa yang menjadi wagub.
"Terserah dia. Yang memutuskan Wagub siapa? DPRD kan. Ya tinggal Pak Ahok ngomong ke DPRD. Kalau nurutin kemauan orang banyak, semua orang mau," terangnya.
Namun, melihat situasi saat ini, Edi lebih menyerahkan pada kondisi politik yang masih memanas dalam perebutan kursi DKI 2. Menurutnya, yang lebih cocok adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta adalah Nachrowi Ramli.
"Kan masih ribut nih orang-orang, PDIP mau Gerindra mau. Sebetulnya kalau mau ikut pemilu, yang kalah jadi pemilu jadi wagub, pak Nachrowi. Secara politis bagus, Gerindra dan Demokrat," tuturnya.