Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jadi Pelaku Narkoba di Kampung Ambon

Sedangkan generasi ketiga sudah cucu dari para tentara Kerajaan Belanda itu

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jadi Pelaku Narkoba di Kampung Ambon
TRIBUNNEWS.COM/Abdul Qodir/TRIBUNNEWS.COM/Abdul Qodir
Ratusan petugas gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Barat, dan Polsek Cengkareng, menggelar razia narkoba besar-besaran di kawasan kampung Ambon, komplek perumahan Permata, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakbar, Kamis (8/12/2011). Petugas juga mendapati berbagai jenis narkoba senilai lebih dari Rp 11 miliar, 5 pucuk senjata api, belasan senjata api, dan uang tunai Rp 218 juta, dari 33 rumah yang ada di komplek perumahan Permata yang lebih dikenal dengan Kampung Ambon tersebut. (TRIBUNNEWS.COM/Abdul Qodir) 

TRIBUNNEWS.COM -- Peredaran narkoba di Kampung Ambon jauh menyusut di tahun 2014. Nyaris tak ada lagi penangkapan disana. Polisi dan Badan Narkotika Nasional (BNN) lebih sibuk melatih keterampilan dan mencarikan pekerjaan untuk pemuda Kampung Ambon.

Dulunya, sejak 1999 – 2013 Kampung Ambon di Kedaung Kaliangke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat ini jadi sentra narkoba. Terutama sabu-sabu. Lapak narkoba tersebar di 12 jalan disana. Seperti Jalan Nilam, Berlian, Intan, Safir, Mirah, Akik, Kristal, Jamrud, Kecubung, Biduri, Badar, dan Pirus. Data Polres Metro Jakarta Barat menunjukkan ada 47 lapak narkoba di sana.

Seluruh jalan itu berada di RW 7. Disanalah keturunan Tentara Kerajaan Belanda tinggal. Kakek atau ayah mereka adalah prajurit Koninklijke Nederlands Indisch Leger (KNIL). Tentara bentukan Kerajaan Belanda di Hindia Belanda. Dibentuk tahun 1830 dan berakhir pada 26 Juli 1950. Mereka yang tinggal di Kampung Ambon adalah keturunan ex-KNIL asal Maluku. Dulu KNIL memang diisi dari berbagai etnis dan suku di Nusantara.

Mereka yang kini hidup di Kampung Ambon adalah generasi kedua, ketiga dan keempat. Generasi pertama tak ada lagi. Generasi pertama adalah kakek atau ayah. Mereka kebanyakan tentara ex-KNIL. Generasi kedua adalah anak-anak ex-KNIL. Sedangkan generasi ketiga sudah cucu dari para tentara Kerajaan Belanda itu.

Ketika narkoba masuk ke Kampung Ambon pada 1999, pelakunya sebagian besar generasi kedua. Ketua RT 7/7, Sheynda Lohy (45) tahu benar kisah itu. Dia tinggal di Kampung Ambon sejak 1973. Usianya masih enam tahun saat ex-KNIL diperintah Gubernur Ali Sadikin pindah ke Komplek Permata (Kampung Ambon) dari Gedung Stovia.

Sheynda ingat persis Donald Pattiwael alias Getet yang memulai peredaran narkoba disana. Awalnya Getet mengedarkan ganja di Kampung Ambon pada 1999. Saat itu anak buah Getet adalah anak generasi kedua yang usianya lebih muda darinya. Beberapa ada juga yang merupakan generasi ketiga.

Getet sudah meninggal tahun 2012 akibat over dosis sabu dalam pelariannya. Getet kabur dari Kampung Ambon lantaran dituduh membunuh anak dari seorang keluarga ex-KNIL lainnya. Dia meninggal setelah satu tahun melarikan diri.

Berita Rekomendasi

Bandar besar lainnya adalah Michael Glenn Manuputty. Dia mulai membuka lapak sabu sekitar tahun 2007. Namun pada tahun 2009 dia tertangkap. Lalu dihukum 18 tahun penjara.

Setelah itu bandar besar lain. Namanya Morison Yunus alias Ison. Ison tadinya anak buah Getet sejak tahun 1999. Awalnya Ison hanya mengecer ganja dari Getet. Hanya sebagai pekerjaan sambilan. Sebab dia tadinya bekerja sebagai security. Tapi tahun 2003 Ison mulai serius. Dia keluar dari security dan mulai mengedarkan ganja dan sabu
saja. Baru di tahun 2010 Ison punya lapak narkoba sendiri.

Tapi pada tahun 2013 Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat meringkusnya. Dia kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Salemba. Ia dihukum 18 tahun penjara.

Saat polisi meringkusnya Ison sudah begitu kaya. Hanya dalam tiga tahun Ison punya empat rumah di Kampung Ambon. Lalu dua rumah lain ia beli di Sentul dan Perumahan Harvest, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Ison juga memiliki sebuah mobil Jeep Rubicon seharga Rp 800 Juta dan motor Harley Davidson. Dia juga masih memiliki dua mobil lain, usaha salon dan warung internet, serta emas 700 gram yang tersimpan di bank.

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Gembong Yudha mengatakan, pihaknya menyita seluruh aset Ison. Dia hanya meninggalkan sebuah rumah tinggal untuk keluarga Ison.

Dibawah tiga bandar besar ini masih banyak bandar lainnya. Seperti Edo Kacili, Ari Yunus, Beby Marcella, dan Edo Tupessy. Seluruhnya keturunan tentara Kerajaan Belanda.(Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas