Lemparan Batu Pemicu Unjuk Rasa FPI Jadi Anarkis
Sambil berteriak mereka menuntut Ahok lengser sebagai pemimpin daerah di DKI Jakarta.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa Front Pembela Islam (FPI) bertindak anarkis saat menggelar unjuk rasa di depan DPRD DKI Jakarta Jalan Kebon Sirih Jumat (3/10/2014). Mereka melempari gedung wakil rakyat Jakarta tersebut dengan batu, kotoran hewan, dan botol kaca.
Demo FPI yang ke dua kalinya dalam satu minggu terakhir tersebut awalnya berlangsung tertib, ketika datang menggunakan puluhan motor dan satu mobil komando mereka yang tiba pada pukul 13.45 WIB langsung menggelar orasi.
Sambil berteriak mereka menuntut Ahok lengser sebagai pemimpin daerah di DKI Jakarta. Sambil membacakan takbir mereka yang kebanyakan menggunakan baju serba putih itu menyebut Ahok tidak pantas menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur. Alasannya menurut mereka Ahok merupakan golongan kafir.
“Ahok turun, Ahok lengser, kita jangan mau dipimpin sama orang kafir,” ujar salah satu orator dari atas mobil komando.
Setelah kurang lebih 20 menit berlangsung, aksi unjuk rasa memanas. Massa FPI mulai mendorong-dorong petugas kepolisian yang membuat barikade di depan pagar DPRD yang tertutup. Aksi semakin memanas setelah massa FPI melihat petugas Satpol PP disiagakan. Dari atas mobil komando orator meneriakkan kata-kata yang provokatif.
“Ngapain Satpol PP ikut-ikutan mau gua habisin, mau terulang kejadian Tanjung Priuk,” ujar salah satu orator.
Pantauan Tribunnews, ketika aksi saling dorong terjadi tiba-tiba batu melayang dari arah kerumunan massa FPI. Batu yang berukuran dua kepalan tangan tersebut mengarah kepada aparat polisi yang membuat barikade.
Kejadian tersebut membuat polisi bertindak tegas dengan mendorng massa FPI dengan menggunakan pentungan. Massa FPI yang sebagian menggunakan cadar membalas tindakan polisi dengan melempar batu.
Petugas akhirnya membuka gerbang DPRD yang sebelumnya tertutup rapat. Setelah pintu besi setinggi dua meter tersebut dibuka, puluhan polisi membuat barikade menggunakan tameng. Sementara FPI dengan membabi buta terus melempari petugas dan gedung DPRD dengan batu.
Setidaknya tiga mobil rusak akibat lemparan batu. Salah satunya mobil berjenis Toyota Velfire yang mengalami pecah pada kaca depan.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono mengatakan dari banyaknya benda (batu) yang dilemparkan diduga aksi FPI sudah direncanakan.
“Ada batu dan kotoran, mereka sudah mempersiapkan,” ujar Unggung usai menjenguk petugas yang mengalami luka di Balai Kesehatan Balaikota DKI.
Setelah dihalau, massa FPI ternyata tidak membubarkan diri. Mereka justru berputar ke arah Jalan Medan Merdeka Selatan, menuju Balaikota DKI. Untungnya polisi telah menyiagakan dua kompi Brimob di depan kantor Jokowi tersebut.
Di depan kantor gubernur tersebut, polisi langsung menghalau massa FPI dengan gas air mata. Selain water canon, puluhan polisi menggunakan motor trail mengejar massa FPI ke arah jalan Medan Merdeka Timur. Setelah dilakukan penyisiran ditemukan satu mobil pick up yang berisi batu dan satu karung kotoran hewan yang diduga milik FPI.
Aksi anarkis yang telah menyebabkan 16 petugas terluka dan 20 orang pengunjuk rasa ditangkap tersebut, telah menyebabkan pelataran komplek gedung DPRD dan Balaikota berserakan oleh batu, kaca dan kotoran hewan.