Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

''Sabar ya Bun, Abang Sudah Tenang Sama Allah''

Pelukannya pada sang anak pun lepas, berganti menyerbu suaminya Dedi Hermawan (37).

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in ''Sabar ya Bun, Abang Sudah Tenang Sama Allah''
Repro:Dwi Rizki
Putra Perdana Hermawan (12) Siswa kelas 7D SMP 163 Pasar Minggu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --  Mariyati (35) menangis histeris begitu menyaksikan tarikan napas terakhir anaknya Putra Perdana Hermawan (12) di RS Siaga, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (10/10). Pelukannya pada sang anak pun lepas, berganti menyerbu suaminya Dedi Hermawan (37).

Sambil memeluk sang suami, Mariyati berteriak histeris, "Paa, Putraa.. kenapa begitu," ujarnya terbata sembari menangis dan mengencangkan pelukan di pinggang suaminya. Walau sama merasakan kepiluan, sang suami yang mencoba menahan tangis berusaha menenangkan istrinya.

Pria yang berprofesi sebagai pengajar di SDN 03 Pagi Pasar Minggu, Jakarta Selatan, itu hanya menatap nanar mata sang istri yang terus mengeluarkan air mata. "Yang sabar ya Bun, semua baik-baik aja. Abang sudah tenang sama Allah sekarang. Sabar ya Bunda," ujarnya pelan sembari mengusap kepala Mariyati.

Putra Perdana, sis­­wa kelas 7D, tewas terjatuh dari lantai 4 sekolahnya, SMPN 163 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (10/10) pagi.

Saat Putra menghembuskan napas terakhirnya, suasana rumah sakit dipenuhi keluarga, guru dan rekan-rekan korban. Suara histeris dari dalam ruangan pun terdengar ke luar rumah sakit sehingga beberapa guru sekolah yang berada di luar rumah sakit mendatangi ruangan tempat Putra berada.

Tragedi itu terjadi pada Jumat (10/10) pagi kemarin. Teguh Prihartono, satpam SMP 163 Pasar Minggu, mengaku kaget ketika tiba-tiba mendengar suara begitu keras mirip benda jatuh. "Bruuk....." Teguh pun langsung berlari ke arah asal suara.

Ia melihat Putra Perdana Hermawan sudah tergeletak dengan kepala dan telinga mengeluarkan darah. "Saya melihat telinga Putra mengeluarkan darah. Saya langsung bawa ke UKS," kata Teguh.

Berita Rekomendasi

Menurut Teguh, saat kejadian, seluruh murid sedang istirahat. Waktu menunjukkan sekitar pu­-kul 09.45. "Saya lagi di meja. Saya dengar suara 'brukkk' jatuh, saya kira sepeda," ujar Teguh di RS Sia­­ga, Pejaten, Jakarta Selatan, Ju­mat (10/10).

Suasana sekolah digambarkan oleh Teguh menjadi tak karuan. Murid-murid wanita berteriak histeris. Para siswa berlarian menuju lokasi jatuhnya rekan mereka.

Zinedin Ridwana (12), teman sekelas korban yang menyaksikan jatuhnya korban, menceritakan kalau seluruh siswa yang berada dalam kelas sontak berteriak histeris sesaat setelah Putra tergelincir jatuh dari kelasnya yang berada di lantai empat.

"Waktu Putra terpeleset, semuanya (siswa-red) teriak, langsung ngelongok lewat jendela, nggak ada yang berani lagi liat sambil naik meja atau tempat duduk. Waktu kita lihat Putra nggak ada (di atap-red) kita langsung teriak, memanggil Putra bersama-sama," jelasnya.

Razia HP

Siska (12), teman sekelas korban mengatakan, peristiwa memilukan tersebut diawali ketika siswa termasuk Putra tengah berkumpul dan mengobrol di kelasnya. Tiba-tiba ada kabar akan ada razia handphone (HP) oleh pihak sekolah akan digelar saat jam pelajaran dimulai.

Karena takut temannya akan terkena sanksi sekolah, Putra pun mengajukan diri untuk menyembunyikan dua buah ponsel jenis Android milik temannya yakni, Mila (12) dan Hariade (12) pada sebuah sambungan beton atap sekolah, tepat di sisi luar jendela kelas.

Putra kemudian naik ke jendela kemudian tangannya berusaha menggapai sambungan beton yang berada sekitar 1,3 meter di bawah lubang jendela. Karena sulit dijangkau, beberapa temannya sempat meneriaki Putra agar tidak naik ke jendela kelas.

"Temen-temen udah teriak, Putra nggak usah-nggak usah, biarin aja kena (sanksi) tapi dia maksain naik meja ke jendela, sampe akhirnya kepleset jatuh," tutur Siska.

Putra pun meluncur jatuh dari lantai empat. Korban diduga meninggal dunia karena luka parah pada tempurung kepala bagian belakang.

Anak dari pasangan Mariyati (35) dan Dedi Hermawan (37), warga Jalan Asahan 5 no 22 RT 01/11 Parung Panjang, Tangerang, Banten, tersebut diketahui terhempas jatuh membentur konblok di area parkir. (Harian Warta Kota)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas