Dua Minggu Tinggal di Rusunawa Daan Mogot, 3 Kali Air Mati, 2 Kali Listrik Mati
Abdul Kholim (50) penghuni rusun Blok C 210 mengatakan sejak dirinya tinggal dan direlokasi ke rusun Daan Mogot airnya kerap mati
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Wahyu Tri Laksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sejumlah warga bongkaran Kali Mookervaart yang sudah menempati rumah susun sewa (Rusunawa) Daan Mogot KM 14,5 dekat halte Pesakih, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat mengeluhkan masalah air yang kerap mati pada malam hingga pagi hari.
Abdul Kholim (50) penghuni rusun Blok C 210 mengatakan sejak dirinya tinggal dan direlokasi ke rusun Daan Mogot airnya kerap mati. Air yang notabene untuk menunjang aktivitas warga rusunawa nyatanya tak bisa diharapkan.
"Saya sudah tinggal disini 2 minggu tapi air sudah sering mati. Akibatnya aktivitas kami pada pagi hari terganggu," ungkap pria yang sedang membantu tetangganya pindahan itu. Menurutnya matinya air itu justru pada malam hingga pagi hari.
Pada siang hari justru air mengalir normal. "Matinya malam, warga pada mau mandi pulang kerja jadi enggak bisa terus paginya mau berangkat kerja kan perlu mandi. Eh jadi ga bisa mandi, kami jadi harus menunggu hingga jam 9 pagi," ujar pria yang sebelum dipindah ke rusunawa membuka servis elektronik, Kamis (23/10/2014).
Ia mengatakan air mati itu saat pekerja proyek sedang pulang ke rumah di wilayah Depok. Apalagi yang memegang kunci hanya satu petugas itu, tak ada yang lain. "Satpam saja enggak punya kunci tempat air itu," tuturnya.
Dirinya berharap, ke depannya air yang berada di rusunawa bisa hidup terus hingga ke depannya. Pasalnya jika dibiarkan mati terus dapat menimbulkan ke khawatiran buat warga yang akan direlokasi.
"Kalau baru pertama sudah mati begini, mau gimana ke depannya. Masa mentang-mentang masih gratis selama 6 bulan, pelayanannya buruk begini," ungkapnya.
Sigit Purnomo (24) warga yang tinggal di rusunawa blok D juga mengatakan yang sama selain masalah air, listrik juga kerap mati. Ia mengaku selama dua minggu tinggal sudah dua kali listrik mati. "Sudah 2 kali mati lampu. Masa begitu mentang-mentang masih tinggal gratis," katanya.
Ia juga mempermasalahkan belum adanya penjual sayur mayur maupun makanan jadi semisal warteg untuk warga makan. Ia mengatakan harus berjalan jauh untuk membeli sayuran dan makanan. "Awalnya sih jauh, cuma sudah 2 minggu tinggal jadi terbiasa. Tetapi kendalanya kalau malam, sudah enggak ada penerangan, jalannya rusak pula," tuturnya.
Pada intinya, ia dan keluarganya berharap kalau listrik maupun air jangan kerap mati. Pasalnya itu adalah sumber untuk aktivitas warga rusunawa. "Air kan untuk mandi warga, kalau listrik untuk hiburan warga, kami nonton televisi buat hiburan dan itu pakai listrik," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.