Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Tiga Kelurahan di Jakarta yang Paling Rawan Banjir

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan memprediksi tiga kelurahan masuk dalam kategori rawan banjir.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Ini Tiga Kelurahan di Jakarta yang Paling Rawan Banjir
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Banjir setinggi 50 cm hingga satu meter menggenangi wilayah Petogogan Jakarta Selatan, Selasa (15/1/2013). Hujan deras dan drainase yang buruk mengakibatkan banjir di sejumlah wilah DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Tribunnews.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan ada 125 kelurahan di Jakarta yang masuk kategori rawan banjir. Meski demikian, BPBD belum merinci kelurahan mana saja yang masuk dalam kategori itu.

Adapun Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan memprediksi tiga kelurahan masuk dalam kategori itu. Ketiganya adalah Muara Kapuk di Jakarta Utara, serta Petogogan dan Pondok Karya di Jakarta Selatan.

Manggas menilai ketiga wilayah tersebut akan tetap tergenang banjir saat musim penghujan mendatang, baik karena luapan sungai maupun air pasang laut (rob).

"Rasanya yang masih tergenang itu daerah Muara Kapuk, karena tanggulnya belum selesai. Jadi kalau ada rob akan terkena banjir," ujar Manggas, Kamis (30/10/2014). "Kemudian daerah Petogogan, masih belum bisa kami atasi karena kalau Kali Krukut  naik pasti tergenang."

Untuk daerah Pondok Karya, Manggas mengatakan setiap kali permukaan air Kali Mampang naik maka kawasan tersebut pasti tergenang. "Itu belum tuntas kami atasi," aku dia yang baru saja rapat dengan jajaran pimpinan DPRD DKI.

Untuk mengatasi banjir di wilayah tersebut, Manggas mengatakan bahwa Dinas PU terus melakukan berbagai upaya, antara lain melakukan penertiban bangunan liar yang berdiri di atas saluran penghubung.

Menurut Manggas, dari 884 saluran penghubung yang ada saat ini, hampir 90 persen dihuni oleh masyarakat untuk bangunan liar. Keberadaan bangunan itu dinilai mengganggu aliran air, tak terkecuali di Kali Mampang.

Berita Rekomendasi

Manggas mengatakan, bangunan liar di atas saluran penghubung Kali Mampang menyisakan lebar kali tinggal 6 meter dari seharusnya 20 meter. "Kalau kami tertibkan bangunan liar di bantaran kali atau saluran mikro lainnya, maka kami bisa dapat jalan inspeksi sebanyak 120 ribu meter persegi," ujar dia.

Selain berfungsi untuk menjaga aliran kali tak terhambat, papar Manggas, jalan inspeksi juga bisa menjadi jalan alternatif yang mengurangi kemacetan. Jalan itu juga dapat dipakai sebagai akses untuk kendaraan pemadam kebakaran. "Tapi itu semua perlu waktu," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas