Guru JIS Ditahan Tanpa Alat Bukti Yang Jelas
Dua guru ditahan dan dituduh melakukan tindak pidana dengan alat bukti yang tidak jelas, bahkan disebut menggunakan magic stone atau guna-guna.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pengacara JIS Harry Ponto mengatakan, alur cerita yang dibangun orangtua MAK dalam kasus ini sudah keluar dari koridor akal sehat.
Sebagai contoh, dua guru JIS dituduh menggunakan magic stone agar korban tidak sadarkan diri.
Namun magic stone itu sendiri tidak pernah ditunjukkan. Selain itu, lokasi peristiwa yang disampaikan juga berubah-ubah terus.
Sementara secara medis kondisi korban sendiri terbukti normal dan tidak ada tanda kekerasan seksual di lubang pelepasannya.
"Dua guru ditahan dan dituduh melakukan tindak pidana dengan alat bukti yang tidak jelas, bahkan disebut menggunakan magic stone atau guna-guna. Kasus ini adalah tragedi hukum yang sangat mengerikan bagi Indonesia," tegas Harry.
Harry berkeyakinan bahwa dua guru JIS tersebut tidak bersalah.
Apalagi fakta yang muncul dalam kasus pencabulan dan kekerasan seksual oleh pekerja kebersihan, justru melemahkan tuduhan kekerasan seksual ini.
"Melihat persidangan para petugas kebersihan, banyak fakta dan keterangan saksi yang mengungkap bahwa kasus sodomi itu tidak ada. Hal itu yang membuat kami semakin yakin bahwa dua guru ini juga tidak bersalah," tuturnya.
Keluarga Tertekan
Dewasa ini keluarga dua guru JIS yang dituduh tersebut sangat terpukul dan terpuruk.
Istri Neil dan Ferdy sangat kesulitan menjelaskan kasus kedua guru itu kepada anak-anak mereka.
Tracy Bantleman, istri Neil, sangat yakin suaminya adalah pria jujur yang tidak melakukan apa yang dituduhkan.
Selama bertahun-tahun menikah, suaminya terbuka dan hangat terhadap keluarga.
"Saya dengan Neil berkomunikasi secara sangat terbuka. Makanya saya tidak percaya dia melakukan perbuatan tersebut," tutur Tracy.
Sementara Sisca, istri Ferdy, mengungkapkan kasus ini telah menghancurkan kehidupan keluarganya yang dibangun melalui banyak perjuangan dan kesulitan hidup.
Anak-anaknya kini menjadi sangat tertekan dan terasing dari lingkungannya.
"Saya percaya Ferdy dan sangat yakin bahwa semua cerita ini bohong,” kata Sisca.
“Saya berharap presiden Jokowi juga ikut memonitor kasus ini. Saya dan anak-anak trauma dan semakin takut berhubungan dengan polisi sejak peristiwa ini terjadi," imbuhnya.