Belum Dapat Rusun, Wanita Hamil 8 Bulan Telantar
Penertiban warga bantaran Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur, masih menyisakan kesedihan warganya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penertiban warga bantaran Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur, masih menyisakan kesedihan warganya.
Pasalnya, masih terdapat warga yang telantar karena belum mendapat unit rusun di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jatinegara Kaum, Pulogadung, Minggu (16/11/2014).
Pantauan Warta Kota, terdapat sebanyak tiga balita yang berada di lantai dasar. Selain itu, seorang wanita yang tengah mengandung 8 bulan. Mereka terpaksa tidur di lantai dasar rusun tersebut. Dengan menggelar kasur di lantai.
Tampak beberapa perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan lainnya diletakkan di lantai dasar tersebut.
"Terpaksa tidur di sini dulu, habis kami mau ke mana lagi. Nggak punya rumah, udah digusur. Sekarang disuruh ke sini, tapi malah belum ada rusunnya yang bisa ditempati," kata Dina (21), warga RT 07/15, yang tengah mengandung 8 bulan, ditemui Warta Kota di Rusunawa Jatinegara Kaum, Minggu (16/11/2014).
Ia pun mengaku khawatir dengan kandungannya. Pasalnya, ia kini terpaksa tinggal di lantai dasar di rusun tersebut.
"Ya mau gimana lagi. Rusunnya belum dikasih. Terpaksa tidur di sini dulu, ya pasti dingin nantinya. Saya cuma khawatirkan kandungan saya," katanya.
Sementara itu, Asma'ah (39) warga RT 07/15, mengaku mengkhawatirkan putranya yang masih berusia lima bulan, namun harus tinggal di lantai dasar rusun tersebut.
"Kemungkinan baru besok dapat rusunnya. Karena sepertinya, petugas rusunnya masih libur, kan hari Minggu. Memang seharusnya, kalau seperti ini, petugasnya bisa tetap melayani, jangan sampai kami malah terlantar seperti ini," katanya.
Ia pun berharap, agar keluarganya bisa segera menempati rusun tersebut. Pasalnya, kini ia bersama istri dan tiga anaknya tidak memiliki tempat tinggal lagi.
"Sekarang kami udah nggak punya tempat tinggal lagi. Ya mau nggak mau tinggal di rusun. Padahal kami tetap nyaman tinggal di Pedongkelan," katanya yang sehari-hari berjualan sembako tersebut. (Mohamad Yusuf)