Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga BBM Naik, Ibu-ibu Stres

Dalam sebulan untuk bekal anak sekolah saja Ny Tati harus menambah Rp 520.000

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga BBM Naik, Ibu-ibu Stres
Warta Kota/henry lopulalan
ANTRIAN BBM - Antian kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) langsung mengular SPBU di Jalan Hayamwuruk, Jakarta Barat, Senin(17/11/2014) tak lama setelah Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan premium dari 6.500 rupiah menjadi 8.500 rupiah perliter. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tati Rohayati berkali-kali menepuk jidatnya. Dia mengaku stres berat karena sudah ada setumpuk masalah di depan mata, mulai dari keharusan menambah uang bekal sekolah untuk empat anaknya, uang transpor, dan belanja harian untuk memasak.

Warga Citra Indah, Cibu­bur, ini merinci, untuk anak­nya yang paling gede karena kuliah di Jagakarsa, Ja­karta Selatan, dia harus menambah Rp 10.000 dari Rp 50.000 menjadi Rp 60.000 per hari. Anak keduanya yang duduk di bangku SMP harus ditambah Rp 5.000. Demikian pula yang ketiga dan empat karena masih di SD juga harus ditambah Rp 2.500.

Berarti, kata  Tati, dalam sebulan untuk bekal anak sekolah saja ia harus menambah Rp 520.000. Sementara itu, lanjutnya, untuk belanja sehari-harinya dia mengeluarkan Rp 200.000 dan mulai sekarang harus ditambah Rp 50.000. "Berarti saya harus menambah uang belanja Rp 1,5 juta dalam sebulan," ucapnya.

Jika dihitung dengan rekening listrik, air, dan langganan koran, maka sejak harga BBM naik, Tati harus menambah pengeluaran Rp 3 jutaan lebih. Berarti biaya hidup sebulan yang harus ditanggung keluarga dengan 4 anak yang bersekolah itu jumlahnya akan membengkak dari Rp 7,5 juta menjadi Rp 10 juta lebih.

"Berat banget kalau gaji suami tidak naik, belum ongkos suami yang bekerja di Jakarta," kata Tati. Suaminya yang bekerja di sebuah perusahaan swasta ini bergaji Rp 9 juta setiap bulannya.

Keluhan serupa juga disampaikan Jaka, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Dia mengatakan, setelah harga BBM naik, dirinya yang hanya PNS golongan IIC harus mengetatkan ikat pinggang lagi. "Padahal saya sekarang saja sudah sangat ketat," katanya.

Dari gaji yang diperoleh, yakni Rp 4 jutaan sebulan, dia mengaku hanya bisa hidup pas-pasan bahkan terkadang kurang jika ada kebutuhan yang mendadak. "Apalagi harga BBM naik, maka ongkos dan sembako juga bakal naik," kata bapak dua putra ini.

Berita Rekomendasi

Untuk mengakalinya, Jaka meminta sang istri mengurangi menu lauk pauk. Misalnya, jika sebelumnya masih bisa makan daging sebulan sekali, mulai saat ini harus dua bulan sekali atau tiga bulan sekali. "Ya terpaksa lah, makan dengan tempe, tahu atau sayur yang airnya banyak sementara isinya dikurangi," katanya. (Harian Warta Kota)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas