Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dibongkar, Penghuni Kompleks TNI AD Minta Kerohiman Rp 150 Juta

Ichwan (47), selaku Ketua RT 15/ RW 01, Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, mengaku dirinya bersama warga

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dibongkar, Penghuni Kompleks TNI AD Minta Kerohiman Rp 150 Juta
Warta Kota/Panji Baskhara Ramadhan
Pengosongan rumah di eks Perumahan Yonhub Batalyon Perhubungan (Yonhub) Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (Dihubad), Jalan Pejambon 1, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI— Ichwan (47), selaku Ketua RT 15/ RW 01, Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, mengaku dirinya bersama warga di Jalan Pejambon 1, menginginkan uang kerohiman Rp 150 juta.

Hal demikian lantaran pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) hanya memberikan uang kerohiman sebesar Rp 35 juta, atas pengosongan rumah, yang melibatkan sebanyak 63 Kepala Keluarga (KK) dari 147 KK, di eks Perumahan Yonhub Batalyon Perhubungan (Yonhub) Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (Dihubad), Jalan Pejambon 1, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (06/01/2015).

Hasil pengamatan Warta Kota, puluhan truk kompi berwarna hijau bertengger di gang Pejambon I. Tak hanya puluhan truk kompi, sebanyak ribuan personel TNI AD, ratusan kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Administrasi Jakarta Pusat menyemut di perumahan Yonhub tersebut.

Beberapa personel nampak berperalatan lengkap dan tengah mengangkat barang-barang rumah tangga milik warga. Seperti televisi, kasur, magicjar dan barang rumah tangga lainnya.

Tak hanya itu, beberapa kepolisian nampak berjaga-jaga disekitaran lokasi. Giat pengosongan ini menjadi bahan perhatian warga lain.

Selain itu, para warga yang menjadi korban pengosongan terlihat tengah sibuk mengemas barang-barang mereka. Rangka pelaksanaan pengosongan rumah Dinas Ex Asrama Yonhub Dihubad ini, tak satupun ada warga yang mencoba melawat aparat saat dilakukan pengosongan.

Namun, ada saja keluhan beberapa warga yang tertutur dari mulut mereka. "Warga di sini tuh menolak mas untuk dikosongkan. Mengingat warga disini sudah tinggal sejak 1951," ucap pria bertopi tersebut sambil mengemas barang-barang rumah tangganya di kardus cokelat.

Berita Rekomendasi

Tak hanya menolak, dirinya mengaku bersama warga lainnya protes akan uang kerohiman yang diberikan oleh pihak TNI AD. Menurut dia paling cocok total uang kerohiman per Kepala Keluarga sebesar Rp 150 juta.

"Ya sekitar segitulah. Di sini tua-tua semua, kita bangun rumah, listrik, segala macamnya kita bayar sendiri. Ini bukan tanah TNI AD!" ketusnya.

Ia pun menambahkan, "Disini kan yang tinggal anak pensiunan semua, orangtua kita juga meninggal untuk bela negara. Kita harap diberi tempat yang lebih layaklah," ungkapnya. (Panji Baskhara Ramadhan)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas