Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok Dikritik Belum Efektif Tanggulangi Banjir

"Ini banjir terbesar sejak 2007 dan 2014. Sekarang, banjir baru terjadi selama dua hari, tetapi sudah melumpuhkan," kata Ubaidillah.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ahok Dikritik Belum Efektif Tanggulangi Banjir
KOMPAS/LASTI KURNIA
Pejalan kaki mencoba melintasi genangan air di kawasan bundaran air mancur di samping Patung Arjuna Wiwaha atau yang terkenal dengan sebutan Patung Kuda, Jakarta, Senin (9/2/2015). Curah hujan yang tinggi menyebabkan sejumlah ruas jalan di Ibu Kota tergenang. KOMPAS/LASTI KURNIA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Koalisi Perkotaan Jakarta (Jakarta Urban Coalition), Ubaidillah mengatakan banjir di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada beberapa hari ini merupakan paling parah dibandingkan tahun sebelumnya.

Penilaian mantan Direktur Eksekutif Walhi Jakarta itu didasarkan temuan di lapangan, berupa lumpuhnya moda transportasi pribadi maupun umum, karena terkena dampak banjir.

"Ini banjir terbesar sejak 2007 dan 2014. Sekarang, banjir baru terjadi selama dua hari, tetapi sudah melumpuhkan. Dampak banjir melumpuhkan aktivitas transportasi. Aktivitas di jalan tol dan commuter line," tutur Ubaidillah, Selasa (10/2/2015).

Menurut Ubaidillah pada tahun ini, banjir merata di sejumlah daerah ibu kota. Jakarta Utara merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak bencana alam tersebut.

"Pada tahun sebelumnya, sekitar pukul 21.00 WIB, jalan sudah mulai lancar. Sekarang, banjir terdalam dan cukup luas. Banjir terjadi di seluruh tempat di Jakarta Utara," ujarnya.

Melihat hal ini, Ubaidillah mengklaim Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak mempunyai program revolusioner untuk menanggulangi banjir. Sebab, dia menilai banjir merupakan persoalan lama, namun sampai saat ini belum ada jalan keluar penyelesaian.

"Persoalan sudah lama cuma diulang-ulang saja dan tidak ada penyelesaian revolusioner dan efektif. Ada yang salah dengan pola pembangunan," tambahnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas