Jakarta Diprediksi Tenggelam 2030 Jika Pembangunan Tak Dihentikan
"Jakarta sudah overload. Jakarta (Pemerintah Provinsi dan Swasta,-red) harus menghentikan pembangunan," tutur Ubaidillah.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Koalisi Perkotaan Jakarta/Jakarta Urban Coalition, Ubaidillah meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan pihak swasta untuk menghentikan pembangunan.
BACA: Akibat Banjir Kerugian Ditaksir Rp 1,5 Trilun Per Hari
Ubaidillah menyarankan lahan tersisa sebaiknya dimanfaatkan menjadi hutan kota. Sebab, apabila lahan tersisa dibuat bangunan, maka menurut mantan Direktur Eksekutif Walhi Jakarta itu bukan tak mungkin beberapa tahun ke depan ibu kota negara akan tenggelam.
"Jakarta sudah overload. Jakarta (pemerintah provinsi dan swasta) harus menghentikan pembangunan," tutur Ubaidillah, Selasa (10/2/2015).
"Lahan tersisa dipertahankan untuk menjadi hutan kota, fasilitas umum dan sosial. Kalau perlu dibuat danau. Apabila tidak tinggal menunggu waktu Jakarta tenggelam. Kami prediksi tahun 2030," kata dia.
Tidak adanya daerah resapan air membuat air hujan yang seharusnya mengalir jadi tertahan dipermukaan.
Menurut Ubaidillah saat ini hanya sebagian kecil air hujan masuk ke permukaan tanah.
"BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) mencatat curah hujan 2 miliar per meter kubik per tahun. Itu hanya 26 persen masuk ke tanah, sisanya tidak terserap. Itu mengakibatkan banjir," ujarnya.