Kak Seto Setuju Jika Pembebasan Lahan di Cirendeu Permai Rp 5 Juta Per Meter
Salah satu tanah yang mesti dibebaskan adalah milik Seto Mulyadi alias Kak Seto. Tanah seluas 1.300 harus dibebaskan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LEBAK BULUS - Normalisasi Kali Pesanggrahan tak berjalan mulus karena masih banyak lahan yang belum dibebaskan sampai awal 2015 ini. Beberapa di antaranya adalah lokasi rumah sakit dan perumahan mewah.
Salah satunya di Perumahan Cirendeu Permai di Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, dimana seluruh lahan di sana belum dibebaskan. Akibatnya kali yang melintas disitu tak bisa dinormalisasi.
Salah satu tanah yang mesti dibebaskan adalah milik Seto Mulyadi alias Kak Seto. Tanah seluas 1.300 harus dibebaskan. Tanah milik Kak Seto ini terpisah dengan lokasi rumahnya. Tanah kosong yang dia miliki luasnya 3.000 meter.
Selain tanah milik Kak Seto, ada 13 rumah lain yang harus segera dibebaskan. Di antaranya adalah rumah milik Abdul Gafur yang akan kehilangan kolam renangnya apabila tanahnya jadi dibebaskan.
Pembicaraan antara Pemprov DKI dengan warga Cirendeu Permai sebenarnya sudah dilakukan sejak akhir 2013. Namun sampai awal 2015 ini, belum ada pembicaraan soal harga tanah per meter.
Namun menurut Kak Seto, jika harga tanah dipatok di angka Rp 4 sampai Rp 5 juta dia pasti setuju.
"Tapi saya tidak tahu warga yang lain," ujar Kak Seto.
Sementara itu, sebuah lahan 1,3 hektar di Kelurahan Lebak Bulus, RT 08/02, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan juga masih bernegosiasi soal harga jual. Lahan itu tadinya mau dijadikan apartemen, tapi batal. Kini lahan itu berubah menjadi kebun singkong.
Menurut Djaelani, penjaga lahan, pemilik lahan meminta harga diatas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yakni Rp 7 juta per meter, padahal harga normalnya hanya sekitar Rp 4 hingga Rp 5 Juta per meter. Soal harga ini, sejak awal tahun 2014 sampai awal 2015 belum tercapai kata sepakat.
Di kawasan Lebak Bulus, Pemprov DKI masih harus berhadapan dengan banyak pihak, seperti Mayapada Hospital, Siloam Hospital, dan perumahan mewah lainnya. Makanya, normalisasi Kali Pesanggrahan terlihat terpotong-potong lantaran banyak pembebasan lahan yang belum selesai.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.