Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jangan Sampai Masyarakat Main Hakim Sendiri Hadapi Begal

Aksi begal motor yang marak di Jakarta dan sekitarnya sungguh sangat meresahkan masyarakat.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Jangan Sampai Masyarakat Main Hakim Sendiri Hadapi Begal
NET
Wakapolri Komjen Badrodin Haiti saat menemui pelaku begal motor di Polsek Sukmajaya, Depok, Jawa Barat beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Aksi begal motor yang marak di Jakarta dan sekitarnya sungguh sangat meresahkan masyarakat. Rasa aman masyarakat untuk bepergian menggunakan sepeda motor seolah-olah hilang karena trauma menjadi korban kekerasan pelaku begal.

Anggota DPD RI dari daerah pemilihan DKI Jakarta Dailami Firdaus meminta aparat kepolisian bertindak cepat dan tegas menghadapi aksi begal ini. "Aparat kepolisian sebagai alat negara harus hadir untuk memberi rasa aman kepada masyarakat. Jangan sampai dalam keadaan yang meresahkan ini seolah-olah terjadi 'stateless' (negara tidak hadir)," ujar Dailami, Sabtu (7/3/2015).

Aparat kepolisian, ia mengharapkan tidak boleh lemah menghadapi maraknya aksi begal. Selain melakukan kekerasan yang melukai para korban, ia memastikan aksi begal juga tega membunuh korbannya. "Hal seperti ini tidak boleh dibiarkan karena di negara ini ada hukum yang harus ditegakkan," tambah Dailami.

Dailami yang tak lain salah seorang tokoh masyarakat Betawi ini mengkhawatirkan, jika aparat kepolisian tidak bertindak tegas dan cepat, para korban dan masyarakat akan mengambil langkah hukum tersendiri membalas dendam para pelaku begal. "Jangan sampai terjadi aksi main hakim sendiri yang justru akan memperburuk keadaan," papar Dailami.

Dalam situasi tidak menguntungkan ini muncul seperti menggenapi keadaan ekonomi yang kurang menguntungkan. Di kalangan masyarakat, melemahnya keadaan ekonomi yang ditandai dengan merosotnya nilai tukar rupiah, kenaikan harga beras, yang didahului dengan kenaikan harga BBM dan tarif listrik.

Dailami mengingatkan pemerintah untuk tidak menganggap enteng masalah sosial tersebut. Sebab, anomali politik pasca pilpres juga masih meninggalkan residu sosial-politik.

Harapan masyarakat akan perubahan yang sangat tinggi belum dijawab oleh pemerintah yang memenangi pilpres. Bahkan, kepemimpinan yang dirasakan masyarakat cukup lemah, akan menimbulkan rasa hopeless dan frustasi sosial. "Hal ini sekali lagi butuh respon dan kesigapan aparatur," pungkas Dailami.

Berita Rekomendasi
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas