Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok Kaget Biaya Beli Pohon Rp 135 Miliar Lebih

"Makanya kita banyak sekali perbedaan permainan," ungkap Ahok.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ahok Kaget Biaya Beli Pohon Rp 135 Miliar Lebih
Warta Kota/Adhy Kelana
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan hanya pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) saja yang diduga digelembungkan harganya namun pengadaan pohon di dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta pun patut dicurigai terjadi penggelembungan harga.

Hal tersebut tampak dari nilai anggaran pengadaan pohon trembesi, spathodea, kamboja bali, sikas botol, pohon gelondogan, pohon Yang Liu‎, pohon Baobab, dan pohon Biola Cantik, yang setiap jenis pohon dianggarkan Rp 5 miliar.

Begitu juga dengan pengadaan pohon Palem Whasington dan pohon palem Merah yang masing-masing dianggarkan Rp 3 miliar.

Bila dikalkulasikan untuk pengadaan pohon saja pemprov DKI menghabiskan anggaran Rp 135.188.040.658 (Seratus tiga puluh lima miliar lebih).

Sementara total anggaran keseluruhan untuk Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp 2,44 triliun.

Menyikapi hal tersebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganganggap banyak anggaran yang seperti itu.

Tetapi ia tidak mengetahui pengadaan pohon tersebut.

Berita Rekomendasi

"Aku ya tidak tahu makanya mesti diaudit, kalau ada inspektorat oknum main juga. Makanya kita banyak sekali perbedaan permainan," ungkap pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Selasa (17/3/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur ini pun mengungkapkan kontrak-kontak yang dibuat PD Pasar Jaya yang dianggap merugikan pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Hal tersebut berdasarkan temuan BPKP karena PD Pasar Jaya tidak memimiliki perjanjian yang jelas dalam mengelola aset pemerintah.

"Kalau tidak ada perjanjiannya, perjanjiannya kan dimainin. Jadi memang Jakarta ini ya saya bilang sabar saja, kita di sini yang penting umur panjang, tahan-tahan, makin lama makin terungkap kok selama kita berani transparan pasti terungkap semua ini," ungkapnya.

Dikatakannya sistim e-budgeting dibuat bukan berarti anggaran-anggaran siluman tidak masuk, tetapi dengan sistem tersebut dirinya bisa lebih bisa mengontrol.

"Sistem ini kita bikin bukan berarti tidak ada, justru sistem ini tahu kita ada permainan, kita lock-lock saja," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas