Hari ke-1004: Rusia Kirim Rudal ke Korea Utara sebagai Imbalan Bantuan di Perang Ukraina
Rusia kirim rudal dan teknologi militer untuk Korea Utara sebagai imbalan atas bantuan di perang Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Pada hari ke-1004 perang Rusia-Ukraina, yang jatuh pada Sabtu, 23 November 2024, situasi di lapangan semakin memanas.
Sirine peringatan serangan berbunyi di wilayah Sumy dan Kharkiv pada tengah malam waktu setempat.
Sebelumnya, Ukraina melaporkan bahwa Rusia melancarkan dua serangan, dengan beberapa ledakan terdengar di wilayah Zaporizhzhia.
Penempatan Pasukan Korea Utara
Andrii Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi di Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, menyatakan bahwa sebagian pasukan Korea Utara mulai dikerahkan ke Belgorod, Rusia.
Menurut perkiraan Amerika Serikat, ribuan tentara Korea Utara yang berada di Rusia diperkirakan segera terlibat dalam pertempuran melawan Ukraina.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menyebutkan bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara bermarkas di wilayah perbatasan Rusia di Kursk dan sedang diintegrasikan ke dalam formasi Rusia.
"Saya sepenuhnya berharap untuk melihat mereka terlibat dalam pertempuran segera," ungkap Austin.
Uji Coba Rudal Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa Rusia akan melakukan lebih banyak uji coba rudal Oreshnik setelah melakukan uji coba terhadap fasilitas militer Ukraina di Dnipro.
Putin menyatakan bahwa Rusia telah menyiapkan stok rudal yang siap digunakan dan menggambarkan uji coba tersebut sebagai sukses.
Baca juga: Zelensky: Dunia Harus Tanggapi Serangan Rudal Hipersonik Rusia di Ukraina
"Lebih banyak lagi yang akan menyusul," tambahnya.
Pengiriman Rudal ke Korea Utara
Pejabat intelijen Korea Selatan mengungkapkan bahwa Rusia telah mengirimkan rudal pertahanan udara dan teknologi militer lainnya ke Korea Utara sebagai imbalan atas dukungan tentara Korea Utara dalam perang di Ukraina.
Pertempuran di Donetsk
Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim bahwa pasukan mereka berhasil merebut pemukiman Novodmytrivka di wilayah Donetsk.
Meskipun militer Ukraina tidak mengonfirmasi klaim tersebut, laporan menyebutkan bahwa pertempuran di desa tersebut berlangsung sengit.
Negosiasi Pemulangan Warga
Rusia juga melaporkan bahwa Ukraina telah memulangkan 46 warga negara Rusia yang ditahan setelah pasukan Ukraina merebut sebagian wilayah Kursk pada bulan Agustus.
Gubernur wilayah Kursk, Alexei Smirnov, menyatakan bahwa negosiasi untuk memulangkan warga negara mereka telah membuahkan hasil.
Reaksi Internasional
Inggris berkomitmen untuk terus mendukung Ukraina dengan persenjataan, meskipun Putin mengancam akan menyerang Inggris.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, menyatakan bahwa tindakan agresif Rusia tidak dapat diterima.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menegaskan bahwa mendukung Ukraina adalah perlindungan terbaik bagi perdamaian di Eropa.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).