Polisi Kantongi DNA Pembunuh Empi
Polisi masih mencari tahu jumlah orang di kamar Deudeuh Alfi Syahrin (26) alias Empi, saat pembunuhan pekerja seks itu terjadi.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih mencari tahu jumlah orang di kamar Deudeuh Alfi Syahrin (26) alias Empi, saat pembunuhan pekerja seks itu terjadi.
Polisi mencari tahu lewat jejak Deoxyribonucleic Acid (DNA), yang tertinggal di kamar, yang bisa mengungkap misteri pembunuhan korban.
Sebelumnya, sudah diketahui ada seorang lelaki di kamar di hari pembunuhan terjadi yang diduga pada Jumat (10/4/2015). Sebab polisi menemukan kondom berisi sperma saat olah TKP usai penemuan mayat Empi, Sabtu (11/4/2015). Sperma itu sudah diidentifikasi DNA-nya.
Kemudian, Selasa (14/4/2015) sore, Tim Disaster Victim Identification Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya kembali mendatangi lokasi pembunuhan. Lalu menelusuri jejak DNA baru. Kali ini lewat botol air mineral dan sedotan yang masih tertinggal di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Musyafak, mengatakan, ada dua kemungkinan ketika botol air mineral diambil. Pertama untuk mengetahui kandungan air minum itu.
Lalu kedua, untuk mengetahui DNA orang yang minum dari botol itu. "Jejak DNA bisa diambil dari sisa-sisa ludah di mulut botol atau di sedotan yang diambil petugas. Bisa diketahui DNA-nya itu nanti," ucapnya, ketika dihubungi Warta Kota, Selasa (14/4) petang.
Nantinya, dari hasil itu maka bisa diketahui ada berapa orang sebenarnya yang masuk kamar Empi di hari pembunuhan. Kemudian nanti hasil DNA yang kini diambil bisa untuk mencocokkan orang-orang yang nanti ditangkap polisi karena diduga sebagai pembunuhnya.
Sebelumnya, berdasarkan buku tamu yang Empi buat, Jumat (10/4/2015), di mana pembunuhan diduga terjadi, dia memang punya jadwal bertemu dengan dua tamu.
Maka dari itu, polisi perlu mengumpulkan seluruh jejak DNA yang tertinggal di kamar agar ketika ada pelaku tertangkap bisa dicocokkan dengan DNA yang kini diidentifikasi polisi dari mulut botol, sedotan, dan sperma.
Sebelumnya, Empi ditemukan tewas dalam kondisi leher terlilit di kamar kosnya di Jalan Tebet Utara 1 nomor 15 C RT/RW 07/010, Tebet, Jakarta Selatan, pukul 19.00, Sabtu (11/4/2015) malam.
Empi diketahui bekerja sebagai pekerja seks, dia kerap melayani tamu-tamunya di kamar tempat dirinya terbunuh.
Sampai saat ini, polisi belum meringkus pelaku pembunuhan, tapi polisi sudah memiliki dugaan pelakunya. Polisi mengetahui identitas pelaku lantaran tercatat di buku tamu yang dibuat oleh korban.
Buku tamu itu dibuat oleh korban sejak sebulan lalu. Isinya adalah catatan penting para tamu yang memakai jasanya setiap hari.(Theo Yonathan Simon Laturiuw)