Arwah Janda Cantik Tata Chubby Gentayangan, Penjaga Kos Ngaku Sering Didatangi Tengah Malam
"Sering banget pintu kamar saya diketok tengah malam. Pas dibuka tidak ada orang," kata dia, Rabu (6/5/2015).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mang Icang (36), orang pertama yang menemukan Deudeuh Alfiansyah alias Tata Chubby tewas di kamar kosnya mengaku sering didatangi arwah korban.
Pintu kamar rumahnya sering diketok orang tengah malam.
Dia menduga itu adalah arwah Tata Chubby yang mendatanginya.
"Sering banget pintu kamar saya diketok tengah malam. Pas dibuka tidak ada orang," kata dia, Rabu (6/5/2015).
BACA: Adegan Rekonstruksi: Pelaku Sempat Memandangi Korban yang Masih Bernapas
Menurutnya, keluarga dan rekan korban sempat mendoakan korban di kamar kos itu pada tujuh hari kematian korban.
Namun, saat ini sudah sepi dan tidak ada yang berani datang ke Tebet.
"Sekarang mah temen-temenya nggak ada di sini. Sudah pada pindah semua," tuturnya.
Dia mengaku tidak mau melihat reka ulang dari pembunuhan itu. Dia mengaku kesal dengan perilaku pelaku yang tega membunuh korban dengan tragis.
"Kesel banget saya lihat muka pelaku. Tapi, mau digimanain lagi?" kata dia
Sementara itu, rekonstruksi pembunuhan Deudeuh Alfisyahrin (26) alias Tata Chubby, janda cantik pekerja seks komersial, di Tebet, mengungkap hal-hal menarik, Rabu (6/5/2015).
Tersangka pembunuh Tata Chubby, Muhammad Prio Santoso (24), menjadi pameran utama.
Rekonstruksi dilakukan di rumah kos korban di Boarding House nomor 15 C, Jalan Tebet Utara I, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (6/5) pagi.
BACA: Sebelum Tewas Dibunuh, Deudeuh Sempat Mandi dan Berhubungan Badan
Dalam rekonstruksi itu terungkap bahwa korban dicekik korban dari belakang saat sedang melakukan hubungan intim.
Saat itu, mereka melakukan hubungan layaknya suami istri bergaya doggy style.
"Saya langsung masuk ke kamar korban begitu diizinkan lewat telepon. Saya melihat korban di kamar sedang mainin handphone Pak," kata Rio –panggilan Prio.
Aparat kepolisian melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan Deudeuh Alfi Syahrin.
Tersangka Muhammad Prio Santoso alias Rio (24 tahun) memperagakan sebanyak 28 adegan saat melakukan perbuatan keji tersebut.
Selain melibatkan pelaku pembunuhan, aparat kepolisian mengikutsertakan pemeran pengganti Deudeuh.
Peran itu dijalankan seorang wanita berambut panjang berbaju putih bertuliskan kepolisian.
Dia melakukan beberapa adegan bersama Prio termasuk adegan saat berada di ranjang.
Rio Santoso nekat membunuh Deudeuh Alfi Syahrin karena tidak terima disebut memiliki badan yang bau.
Pernyataan itu terlontar ketika Rio dan Deudeh melakukan hubungan intim di kamar kos.
Berduaan di dalam kamar, janda dan pria beranak satu tersebut melakukan hubungan layaknya suami-istri.
Saat sedang asyik memadu cinta di atas ranjang, terlontar ucapan dari Deudeuh yang membuat Rio tersinggung.
Rio tidak terima disebut oleh Deudeuh memiliki badan yang bau.
Pelaku akhirnya gelap mata hingga kemudian membunuh warga Depok tersebut di dalam kamar kos.
Rio dengan spontan mencekik leher korban menggunakan kabel rol dan menyumbat mulutnya dengan kaus kaki milik pelaku sampai meninggal.
Usai korban tewas, Rio melarikan diri dari tempat kos tersebut.
Kemudian, dia pergi meninggalkan kos Deudeuh menggunakan taksi menuju ke Stasiun Cawang.
Adegan ini juga diperagakan saat rekonstruksi.
Di Stasiun Cawang, dia membuang kunci kamar kos Deudeuh dan pergi menuju ke naik Kereta Api arah Bojong Gede, Bogor.
Pemeran pengganti Deudeuh pun mengikuti sampai ke Stasiun Cawang, meskipun hanya melihat dari kejauhan.
Saat ditemui, pemeran pengganti Deudeuh yang enggan mengungkapkan identitasnya tersebut tidak mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan wartawan.
Dia hanya tersenyum, kemudian berjalan masuk ke bus polisi.
Kemudian, bus tersebut pergi meninggalkan Stasiun Cawang.
Penulis: Bintang Pradewo