Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Beras Palsu, Omzet Pedagang Beras Turun Drastis

Para pelanggan banyak yang enggan membeli beras di tokonya namun justru beralih ke tempat yang lain.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Gara-gara Beras Palsu, Omzet Pedagang Beras Turun Drastis
Youtube

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Pasca penutupan toko beras milik S di Pasar Tanah Merah Mutiara Gading Timur, Mustikajaya, Kota Bekasi, sejumlah penjual beras di sana mengalami penurunan omzet penjualan.

Mereka mengaku, para pelanggan banyak yang enggan membeli beras di tokonya namun justru beralih ke tempat yang lain.

Seperti yang dialami oleh Willem (48) pedagang beras yang berada satu barisan dengan toko beras S.

Willem mengaku, omzet penjualannya turun hingga 30 persen pasca adanya kasus beras yang diduga berbahan sintetis di pasar tersebut.

"Saya biasanya jual beras bisa 1 ton per hari, kini hanya 7 kwintal saja," ujar Willem saat ditemui di kiosnya pada Rabu (20/5) siang.

Meski mengalami penurunan omzet jual, namun Willem enggan memberitahu berapa uang yang didapat dari penjualan beras setiap harinya.

Dia berdalih, hal itu merupakan rahasia perusahaan.

BERITA TERKAIT

"Yah pokoknya lumayan lah pendapatannya, bisa ngasih makan anak dan istri," kata Willem.

Senada diungkapkan oleh Herman (54) penjual beras lainnya.

Herman mengaku, penjualan beras miliknya turun. Dia yang biasanya mampu menjual tiga ton, kini hanya bisa menjual beras 2,5 ton.

Turunnya omzet, kata dia, terutama pada beras jenis wayang seharga Rp 8.000 per liter.

Beras itu, merupakan beras yang diduga mengandung berbahan sintetis yang dijual S di pasar itu.

Menurutnya, selama lima tahun berjualan di sini, persaingan usaha antar pedagang memang kerasan. Namun, persaingan itu berjalan dengan sehat.

"Saya kenal pak S hanya sekadarnya saja, kami tidak pernah ngobrol karena masing-masing memiliki pelanggan," katanya.

Herman pun menduga, kasus ini dipicu adanya persaingan bisnis antar pedagang di pasar itu.

Sebab selama berjualan di sana, ia baru pertama kali menemukan beras yang diduga mengandung bahan sintetis.

"Saya sih masih bingung dan nggak percaya ada beras yang seperti itu. Lagipula kan harus melalui proses uji lab dulu," ujar Herman.

Sementara Halasan Sinaga (55) pedagang lainnya, juga menduga S merupakan korban dari persaingan bisnis.

Karena selama ini, toko milik S terbilang laris dan mmiliki pelanggan yang banyak.

"Pasti ada orang yang nggak suka, makanya difitnah seperti ini. Orangnya baik kok, setahu saya tidak pernah ada komplain dari pelanggannya," kata Halasan. (Fitriandi Al Fajri)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas