Gara-gara Beras Palsu, Omzet Pedagang Beras Turun Drastis
Para pelanggan banyak yang enggan membeli beras di tokonya namun justru beralih ke tempat yang lain.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Pasca penutupan toko beras milik S di Pasar Tanah Merah Mutiara Gading Timur, Mustikajaya, Kota Bekasi, sejumlah penjual beras di sana mengalami penurunan omzet penjualan.
Mereka mengaku, para pelanggan banyak yang enggan membeli beras di tokonya namun justru beralih ke tempat yang lain.
Seperti yang dialami oleh Willem (48) pedagang beras yang berada satu barisan dengan toko beras S.
Willem mengaku, omzet penjualannya turun hingga 30 persen pasca adanya kasus beras yang diduga berbahan sintetis di pasar tersebut.
"Saya biasanya jual beras bisa 1 ton per hari, kini hanya 7 kwintal saja," ujar Willem saat ditemui di kiosnya pada Rabu (20/5) siang.
Meski mengalami penurunan omzet jual, namun Willem enggan memberitahu berapa uang yang didapat dari penjualan beras setiap harinya.
Dia berdalih, hal itu merupakan rahasia perusahaan.
"Yah pokoknya lumayan lah pendapatannya, bisa ngasih makan anak dan istri," kata Willem.
Senada diungkapkan oleh Herman (54) penjual beras lainnya.
Herman mengaku, penjualan beras miliknya turun. Dia yang biasanya mampu menjual tiga ton, kini hanya bisa menjual beras 2,5 ton.
Turunnya omzet, kata dia, terutama pada beras jenis wayang seharga Rp 8.000 per liter.
Beras itu, merupakan beras yang diduga mengandung berbahan sintetis yang dijual S di pasar itu.
Menurutnya, selama lima tahun berjualan di sini, persaingan usaha antar pedagang memang kerasan. Namun, persaingan itu berjalan dengan sehat.
"Saya kenal pak S hanya sekadarnya saja, kami tidak pernah ngobrol karena masing-masing memiliki pelanggan," katanya.