Ahok Tak Punya Pilihan Selain Gusur Pemukiman di Pinggir Sungai
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap dirinya tidak memiliki pilihan lain selain melakukan penggusuran
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap dirinya tidak memiliki pilihan lain selain melakukan penggusuran terhadap pemukiman yang berada di pinggir sungai untuk mengatasi banjir yang selalu menghantui warga ibu kota.
"Jakarta memang tidak ada pilihan. Kami akan terus menggusur rumah-rumah pemukiman yang ada di pinggir sungai," kata pria yang akrab disapa Ahok di Jakarta Convention Center, Rabu (27/5/2015).
Dikatakannya dengan penggusuran pemukiman dalam rangka normalisasi sungai yang selama ini sudah banyak tersendat karena banyak pemukiman liar sehingga menghambat aliran sungai.
Selain itu, dengan adanya pembebasan lahan pun DKI bisa membuat jalan inspeksi sehingga rasio jalan di ibu kota bertambah sehingga secara bersama-sama pengatasan banjir dan macet bisa dilakukan beriringan.
"Kita bayangkan, ada 2,8 kilo meter sungai dari Gunung Sahari sampai ke Pasar Ikan. Di Pasar Ikan sudah ada pompa yang baik, itu 2,8 kilo meter diduduki 940 rumah. Kalau itu bisa kita pindahkan ke Rusun, kita selain bisa mengatasi kelimpahan air dari Katulampa, lewat Ciliwung, tidak usah buang ke istana, kita juga punya 2,8 kilo meter jalan," ungkapnya.
Sehingga bila kanan dan kiri di bangun jalan inspeksi maka Jakarta bisa menambah 5,6 kilo meter jalan.
"Kami juga sepakat sama Menteri PU, kami ingin Jakarta bebas dari kawasan kumuh, termasuk penataan PKL. Kami akan sediakan banyak tempat, membeli tanah yang banyak, membangun Rusun dan dibawahnya adalah toko. Jadi selalu Rusunawa terpadu," katanya.