Melawan Arus Berkendara Bukan Ajaran Buddha tapi Ajaran Sungokong
Untuk tertib berlalu lintas, Gubernur DKI Jakarta Basuki meminta umat Buddha untuk tidak melawan arus lalu lintas ketika berkendara.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama mengimbau kepada 8.000 umat Buddha yang menghadiri peringatan Hari Raya Waisak di Wihara Ekayana Arama, Tanjung Duren, Jakarta Barat, untuk melaksanakan lima tertib yang telah dicanangkan oleh Pemprov DKI bersama Polda Metro Jaya. Terutama untuk tertib membuang sampah pada tempatnya.
"Kebersihan ini sebagian dari iman tapi sebagian besar orang Jakarta ini kurang beriman karena buang sampah selalu sembarangan, agama mana pun itu mengajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Termasuk buat umat Buddha, kalau Anda semua hidup tidak bersih, membuang sampah sembarangan, berarti menyalahi ajaran Buddha Gautama," kata Basuki, saat memberikan sambutan dalam peringatan Waisak, di Wihara Ekayana, Selasa (2/6/2015).
Untuk tertib berlalu lintas, Gubernur DKI Jakarta Basuki meminta umat Buddha untuk tidak melawan arus lalu lintas ketika berkendara.
Sang Buddha Gautama, kata Basuki, selalu membudayakan hidup tertib.
Kedua adalah tertib pedagang kaki lima (PKL). Basuki menjelaskan, di dalam tertib PKL ini seluruh warga memiliki hak untuk berusaha.
Namun, tetap dalam aturan Pemprov DKI dengan tidak berjualan menutup jalan dan di atas trotoar. Selain itu seluruh warga yang memiliki usaha untuk menjaga kebersihan di tempat usahanya.
Ketiga adalah tertib hunian. Basuki menjelaskan, tahun ini pihaknya sedang membeli banyak lahan untuk membangun rumah susun sederhana sewa. Pemerintah pusat juga telah memberi hibah tanah seluas 11,5 hektar kepada Pemprov DKI.
Lahan itu akan dipergunakan untuk pembangunan wisma atlet serta rusun bagi warga kelas menengah.
"Kami perkirakan wisma itu bisa menampung 14.400 atlet Asian Games. Setelah itu dipergunakan untuk rusun bagi keluarga muda dan keluarga bisa mengumpulkan duit untuk membeli rumah," kata Basuki.
Terakhir adalah tertib berdemo. Di hadapan ribuan umat Buddha, Basuki menegaskan Pemprov DKI akan menggugat siapa pun yang melakukan aksi unjuk rasa hingga merusak fasilitas publik, seperti memecahkan pot bunga.
"Sang Buddha Gautama kan juga mengajarkan kedisiplinan. Jadi Bapak Ibu jangan lagi lawan arus kalau lagi naik mobil, naik motor, itu mah bukan ajaran Buddha, tapi ajaran Sungokong yang agak bandel," kata Basuki yang diiringi gelak tawa jemaah.
Dalam peringatan Waisak di Wihara Ekayana, Basuki turut didampingi Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Rudi Heriyanto Adi Nugroho, Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, dan lain-lain.(Kurnia Sari Aziza)